Jumat, 25 Januari 2013

Tugas 4: Ilmu Budaya Dasar SAP Mgg ke 12 -13


Nama  :  Nuri Eka Wahyumiati
Kelas  :  1EA17
NPM   :  15212498
BAB 11
Manusia dan Harapan
Pengertian Harapan
Setiap manusia pasti memiliki harapan. Karena harapan bisa dikatakan sebagai tujuan hidup kita. Kita pasti ingin sekali meraih harapan itu. Jika seseorang tidak memiliki harapan berarti tidak memiliki tujuan hidup. Sebuah harapan tergantung pada pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup, dan kemampuan masing – masing individu untuk mencapainya. Berhasil atau tidaknya suatu harapan tergantung pada yang usaha orang tersebut yang mempunyai harapan dan disertai dengan doa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Persamaan antara Harapan dan Cita – cita:
·         Keduanya menyangkut masa depan karena belum terwujud
·         Pada umumnya dengan cita – cita maupun harapan orang menginginkan hal yang lebih baik atau meningkat.
Contoh – contoh Harapan:
·         Riko seorang pelajar SMK, ia rajin belajar dengan sungguh – sungguh dengan harapan ketika Ujian masuk di Universitas Gunadarma bisa diterima dengan nilai yang baik.
·         Rika ingin membeli sepatu yang harganya Rp.180.000, ia sangat berharap bisa membeli sepatu tersebut dengan uangnya sendiri, maka ia berusaha menyisihkan uang sakunya untuk ditabung agar bisa membeli barang tersebut.
Apa Sebab Manusia Mempunyai Harapan
Penyebab manusia mempunyai harapan:
·         Dorongan Kodrat
Sifat pembawaan alamiah yang ada dalm diri setiap manusia sejk diciptakan Tuhan, misalnya menangis, bergembira, berpikir, berjalan, berkata, dan mempunyai keturunan, dsb.
·         Dorongan kebutuhan hidup
Kebutuhan jasmani: makan, minum, pakaian, rumah, dll. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, manusia harus bekerja sama dengan orang lainnya.
Menurut Abraham Maslow yag sesuai dengan kodratnya harapan manusia atau kebutuhan manusia adalah:
·         Kelangsungan hidup (survival)
·         Keamanan (safety)
·         Hak dan kewajiban mencintai dan dicintai (be loving and love)
·         Diakui lingkungan (status)
·         Perwujudan cita – cita (self actualization)
Pengertian Doa
Doa adalah memohon kepada Tuhan, agar selalu diberi perlindungan, pertolongan dimana pun berada.
Dalam agama  islam ada 2 macam doa:
·         Doa ibadah: pujian kepada Allah Ta’ala dan berdzikir kepada-Nya
·         Doa masalah:  meminta kebutuhan kepada Allah Ta’ala. Karena permohonan kebutuhan seorang hamba, tidak luput dari masalah yang menimpa seorang hamba.
Contoh doa:
“tunjukilah kami jalan yang lurus, yaitu jalan – jalan orang yang Engkau beri nikmat” (Q.S. Al-Fatihah: 6-7)
Kepercayaan
Kepercayaan berasal dari kata percaya, berarti mengakui atau meyakini akan suatu kebenaran. Kepercayaan adalah sesuatu yang erhubungan dengan pengakuan atau keyakinan akan kebenaran.
Menurut Dr. Yuyun Suriasumantri dalam bukunya “filsafat ilmu, sebuah pengantar pupoler ada tiga teori kebenaran:
·         Teiri kohensi atau konsistensi
Pernyataan dianggap benar jika pernyataan itu bersifat konsisten sesuai dengan pernyataan – pernyataan sebelumnya yang dianggap benar.
·         Teori korespondensi
Bahwa suatu prnyataan benar apabila materi pengetahuan yang ada pada pernyataan itu berhubungan dengan objek yang dituju oleh pernyataan tersebut.
·         Teori pragmatis
Kebenaran suatu pernyataan diukur dengan kriteria apkah pernyataan tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan praktis.

Kepercayaan dan usaha untuk meningkatkannya
Kepercayaan dibedakan atas 4 bagian:
·         Kepercayaan pada diri sendiri
Pada hakekatnya percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa. Percaya pada diri sendiri menganggap dirinya tidak salah, dirinya menang, dirinya mampu mengerjakan yang diserahkan atau dipercayakan kepadanya.
·         Kepercayaan kepada orang lain
Dapat berupa percaya kepada saudara, orang tua, guru , dll. Kepercayaan kepaa orang lain itu sudah pasti percayaterhadap kata hatinya.
·         Kepercayaan kepada pemerintah
·         Kepercayaan kepada Tuhan
Usaha manusia untuk meningkatkan rasa percaya kepada Tuhannya antara lain:
·         Meningkatkan ketaqwaan kita dengan jalan meningkatkan ibadah
·         Meningkatkan pengabdian kita kepada masyarakat
·         Meningkatkan kecintaan kita kepada sesama manusia dengan jalan suka menolong, dermawan, dll
·         Mengurangi nafsu mengumpulkan harta yang berlebihan
·         Menekan perasaan negatif seperti iri, dengki, fitnah, dsb.

Referensi:
Sumber: Seri Diktat Kuliah MKDU: Ilmu Budaya Dasar karya Widyo Nugroho dan Achmad Muchji, Universitas Gunadarma


BAB 12
Manusia, Hidup, dan Kematian
Pengertian hidup
Hidup menurut bahasa arab adalah kebalikan dari mati (naqiidlul maut). Tanda – tanda kehidupan terlihat dengan adanya kesadaran, kehendak, pengindraan, gerak, pernapasan, pertumbuhan, dan kebutuhan pangan. Hidup adalah pertalian roh dan badan serta hubungan interaksi antara keduanya. Hidup merupakan suatu sifat, dan dengan sifat itu sesuatu menjadi berpengetahuan dan memiliki kekuatan. Jadi, hidup adalah sebuah kenikmatan sebab dengan adanya hidup maka tidak seorang pun dapat menikmati arti kehidupan dunia serta merasakan pembalasan baik buruk di akhiratnya nanti.
Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang dibumi sebagai perhiasan baginya, agar Kami menguji mereka siapakah diantara mereka yang terbaik perbuatannya. (Q.S. Al-Kahfi: 77)
Orang – orang yang memiliki pengertian hidup berdasarkan prinsip alam, kehidupannya cenderung bahagia. Mereka mengerti bahwa semakin mereka hidup selaras dengan sistem kehidupan yang universal, semakin sukses dan bahagialah mereka.
Menurut Al-qur’an masa hidup manusia terbagi menjadi dua. Hidup mertama adalaha di dunia kini dan hidup kedua berlaku di akhirat. Berbagai macam ajaran tentang hakikat hidup dan tujuan hidup telah berkembang. Hanya al-qur’an yang dapat menjelaskan arti dan tujuan hidup manusia secukupnya sehingga dapat dipahami oleh setiap individu yang membutuhkannya. Al-qur’an menjelaskan bahwa kehidupan kini bukanlah akan berlalu tanpa akibat tetapi berlangsung dengan catatatan semua gerak lahir dan batin yang menentukan nilai setiap individu untuk kehidupan abadi nantinya di alam akhirat, dimana kehidupan terpisah antara yang beriman dan yang kafir untuk selamanya.
Demikian jelas, bahwa Al-qur’an bukan saja menjelaskan kenapa adanya hidup kini, tetapi juga memberikan arti hidup serta tujuannya yang harus dicapai oleh setiap umat manusia.
Pengertian mati
dalam bahasa arab adalah kebalikan dari hidup (naqiidlul hayah). Berdasarkan kitab Lisanul Arab dikatakan: “mati adalah kebalikan dari hidup”. Jadi selama arti mati adalah kebalikan dari arti hidup, maka tanda tanda kematian pun kebalikan tanda – tanda kehidupan, dll.
Salah satu ayat al-qir’an yang menunjukkan bahwa manusia akan mati ketika ruhnya (nyawanya) ditahan dan ketika jiwanya diegang oleh Allah SWT Sang Pencipta. Allah berfirman: “Allah memegang jiwa (orang ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya. Maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan dia lepaskan jiwa yang lain sampai waku yang ditentukan.” (Q.S. Az-Zumar: 42)
Dalam menyikapi kematian, tiap orang bermacam – macam sesuai dengan keyakinan dan kesadaran yang dimilikinya:
·         Orang yang menyiapkan dirinya dengan amal perbuatan yang baik karena menyadari bahwa kematian akan datang dan mempunyai makna rohaniah.
·         Orang merasa takut atau keberatan untuk mati karena terpukau oleh dunia materi.
·         Orang yang ingin melarikan diri dari kematian karena menganggap bahwa kematian itu merupakan bencana yang merugikan, mungkin karena banyak dosa, hidup tanpa norma, atau beratnya menghadapi keharusan menyiapkan diri untuk mati
Ketakutan remaja akan kematian dirinya, karena:
·         Berpisah dengan orang – orang yang disayangi dan merasa khawatir meninggalkan mereka.
·         Rasa dosa, takut bertemu dengan Tuhan, seolah – olah takut akan hukuman di akhirat.
·         Ambisi dan cita – citanya yang belum dan tidak akan tercapai.
Kematian adalah musibah yang besar dan penderitaan yang hebat. Tetapi justru lebih hebat lagi jika sikap melalaikan diri untuk mengingat kematian, tidak mau merenungkan soal ini dan tidak mau beramal guna menghadapi kematian itu. Kematian sungguh menjadi suatu pelajaran bagi orang yangmau menyadarinya.
Referensi:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar