Nama : Nuri Eka Wahyumiati
Kelas : 1EA17
NPM : 15212498
BAB 4
4.
MANUSIA DAN CINTA KASIH
4.1 Pengertian cinta kasih
Menurut
kamus umum bahasa Indonesia karya W.J.S. Poerwadarminta, cinta adalah
rasa sangat suka (kepada) atau (rasa) sayang (kepada) ataupun (rasa) sangat
kasih atau sangat tertarik hatinya. Sedangkan kasih yaitu perasaan
sayang tau cinta kepada atau menaruh belas kasihan. Cinta kasih dapat
diartikan sebagai perasaan suka (sayang) kepada seseorang yang disertai dengan
menaruh belas kasihan.
Dr.
Salito W. Sarwono mengemukakan bahwa cinta memiliki tiga
unsur yaitu:
1. Keterikatan adalah adanya perasaan
untuk hanya bersama dia, segala prioritas untuk dia, tidak mau pergi dengan orang
lain kecuali dengan dia. Kalau janji dengan dia harus ditepati, kalo ada uang
sedikit beli oleh – oleh untuk dia.
2. Keintiman adalah kebiasaan –
kebiasaan dan tingkah laku yang menunjukkan bahwa antara anda dengan dia sudah
tidak ada jarak lagi. Panggilan – panggilan formal seperti bapak, ibu, saudara
digantikan dengan sekadar memanggil nama atau sayang.
3. Kemesraan adalah adanya rasa
ingin membelai atau dibelai, rasa rindu kalau jauh atau lama tidak bertemu,
adanya ucapan – ucapan yang mengungkapkan rasa sayang.
Di dalam kitab suci
Al-Qur’an ditemui fenomena cinta yang bersembunyi dalam jiwa manusia. Cinta
memiliki tiga tingkatan yaitu tinggi, menengah, rendah. Cinta tingkat
tinggi adala cinta kepada Allah, rasulullah, dan berjihad dijalan Allah. Cinta
tingkat menengah adalah cinta kepada orang tua, anak, saudara, istri/suami,
dan kerabat. Cinta tingkat rendah adanya cinta yang lebih mengutamakan
cinta keluarga, kerabat, harta dan tempat tinggal.
4.2 Cinta menurut ajaran agama
1. Cinta diri
Erat
kaitannya dengan dorongan menjaga diri, manusia senang untuk tetap hidup,
mengembangkan potensi dirinya, dan mengaktualisasikan diri. Ia pun mencintai
sesuatu yang mendatangkan kebaikan untuk dirinya, begitu pun sebaliknya, ia
akan membenci segala sesuatu yang menghalanginya untuk hidup.
Diantara gejala yang menunjukkan kecintaan
manusia terhadap dirinya sendiri ialah kecintaannya yang sangat terhadap harta,
yang dapat merealisasikan semua keinginannya dan memudahkan baginya segala
sarana untuk mencapai kesenangan dan kemewahan hidup. (Q.S, Al-Adiyat,
100;8)
Dan apabila ia tertimpa bencana keburukan, atau
kemiskinan, ia merasa putus asa dan mengira ia tidak bisa memperoleh karunia
lagi (Q.S, Fushilat, 41:49).
2.
Cinta
kepada sesama manusia
Agar
manusia dapat hidup dengan penuh keserasian dan keharmonisan dengan manusia
lainnya, tidak boleh adanya pembatasan cintanya pada diri sendiri dan
egoismenya. Alangkah baiknya manusia itu menyeimbangkan cintanya itu dengan
cinta kasih sayang pada orang lain, bekerja sama dan saling membantu kepada
yang membutuhkan.
Al-Qur’an
menyeru kepada orang – orang yang beriman agar saling cinta mencintai seperti
cinta mereka pada diri mereka sendiri. Dalam seruan itu sesungguhnya terkandung
pengarahan kepada para mukmin agar tidak berlebih – lebihan dalam mencintai
diri sendiri.
3.
Cinta
Seksual
Cinta yang erat dengan
dorongan seksual, karena ialah yang bekerja dalam melestarikan kasih sayang,
keserasian, dan kerja sama antar suami dan istri. Ia merupakan faktor penting
dalam kelangsungan hidup keluarga:
“Dan diantara tanda –
tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri – istri dari jenismu
sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepada-Nya dan dijadikan-Nya
diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar –
benar terdapat tanda – tanda bagi yang berpikir (Q.S, Ar-Rum, 30:21)
Dorongan seksual
melakukan suatu fungsi penting, yaitu melahirkan keturunan demi kelangsungan
jenis. Dari dorongan seksual terbentuklah keluarga. Dari keluarga tebentuk
masyarakan dan bangsa.
4. Cinta kebapakan
Dalam cinta bapak
kepada anak – anaknya timbul kesenangan dan kegembiraan baginya, sumber
kekuatan dan kebanggaan , dan merupakan faktor penting bagi kelangsungan peran
bapak dan kehidupan serta terkenangnya dia setelah meninggal dunia.
Doa Zakaria as, yang
memohon pada Allah semoga ia dikarunia seorang anak yang akan mewarisinya dan
mewarisi keluarga Ya’qub:
“Ia berkata: “Ya Tuhanku, sesungguhnya
tulangku telah lemah dan kepalaku telah dipenuhi uban, dan aku belum pernah
kecewa dalam berdo’a kepada Engkau, ya Tuhanku. Dan sesungguhnya aku khawatir
terhadap mawaliku sepeninggalku, sedang istriku adalah seorang yang mandul,
maka anugerahilah aku dari sisi Engkau seorang putera yang akan mewarisi aku dan
mewarisi keluarga Ya’qub; dan jadikanlah ia, ya Tuhanku, seorang yang di ridhoi
(Q.S, Maryam, 19:4-6)
Cinta kebapakan dalam
Al-Qur’an diisyaratkan dalam kisah Nabi Nuh as. Betapa cintanya ia kepada
anaknya, tampak jelas ketika ia memanggilnya dengan penuh rasa cinta, kasih
sayang, dan belas kasihan, untuk naik ke perahu agar tidak tenggelam ditelan
ombak:
“...Dan Nuh memanggil anakna – sedang
anak itu berada di tempat yang jauh terpencil - : “Hai..anakku, naiklah
(kekapal) bersama kami dan janganlah kamu berada bersama – sama orang –orang
yang kafir”. (Q.S, Yusuf. 12:84)
Cinta ini nampak pula
dalam do’a Nabi Nuh as, yang memohon pada Allah semoga anaknya selamat:
“Dan Nuh berseru kepada Tuhannya sambil
berkata: “Ya Tuhanku, sesungguhnya anakku termasuk keluargaku. Dan sesungguhnya
janji Engkau itulah yang benar. Dan Engkau adalah Hakim yang seadil – adilnya
(Q.S, Hud, 11:45)
Biasanya cinta bapak
kepada anak – anaknya diwujudkan dengan memberi nasehat, pengarahan, asuhan
demi kebaikan mereka sendiri.
5.
Cinta
kepada Allah
Puncak cinta manusia
yang paling abadi, jernih, dan spiritual ialah cinta kepada Allah dn
kerinduannya kepada-Nya. Tak hanya dalam sholat, doa saja namun juga dalam
semua tondakan yang manusia itu lakukan. Semuanya ditjukan kepada Allah, mengharapkan
penerimaan dan Ridho-Nya:
“Katakanlah: “Jika kamu
(benar – benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mangasihi dan
mengampuni dosa – dosamu”. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (Q.S, Ali
Imran, 3:31)
Cinta yang ikhlas
seorang manusia kepada Allah akan membuat cinta itu menjadi kekuatan pendorong
yang mengarahkan dalam kehidupannya dan menundukkan semua bentuk kecintaan
lainnya. Cinta ini juga akan membuatnya menjadi seorang yang cinta pada sesama
manusia, hewan, semua makhluk yang ada didunia ini.
6. Cinta kepada Rasul
Seorang mukmin yang
benar – benar berimn dengan sepenuh hati akan mencintai Rasulullah yang telah
menanggung derita dakwah Islam, berjuang dengan penuh segala kesulitan sehingga
Islam tersebar di seluruh penjuru dunia, dan membawa kemanusiaan dari kekelaman
kesesatan menuju cahaya petunjuk.
4.3 Kasih Sayang
Pengertian
kasih sayang menurut kamus besar bahasa indonesia karangan W.J.S.Poerwadarminta
adalah perasaan sayang, perasaan cinta atau perasaan suka kepada seseorang.
Dalam
kehidupan berumah tangga kasih sayang marupakan kunci kebahagiaan. Kasih sayang
ini tumbuh diantara percintaan muda mudi (pria – wanita), jika diakhiri dalam
jalinan pernikahan, maka sudah tidak lagi bercinta – cinta tetapi sudah
bersifat kasih mengasihi atai saling menumpahkan kasih sayang yang terbentuk
dalam Keluarga.
Bayi
yang masih merah pun sudah bisa marasakan kasih sayang dari seorang ibu dan
ayahnya. Bagaimana sikap ibunya yang memegang / menggendong telah di kenalnya.
Karena sang bayi sudah memiliki kepribadian.
Berikut
macam – macam cinta kasih dari orang tua:
(1) Orang tua bersifat aktif, si anak bersifat pasif
Orang tua memberikan
kasih sayang terhadap anaknya berupa moril – materiil dengan sebanyak –
banyaknya dan si anak menerima saja, mengiyakan, ytanpa memberikan respon
sehingga si anak menjadi takut kurang
berani dalam masyarakat tidak berani menyatakan pendapat, minder dan si anak
tidak mampu berdiri sendiri di dalam masyarakat.
(2) Orang tua bersifat pasif, si anak bersifat aktif.
Si anak berlebih –
lebihan memberikan kasih sayang kepada orang tuanya, diberikan secara sepihak,
orang tua mendiamkan tingkah laku si anak, tidak memberikn perhatian apa yang
diperbuat anaknya. Terkesan acuh tak acuh kepada anaknya.
(3) Orang tua bersifat pasif, si anak bersifat pasif
Masing – masing membawa
hidupnya, tingkah lakunya sendiri – sndiri, tanpa saling memperhatikan.
Kehidupan keluarga sangat dingin, tidak ada kasih sayang, masing – masing
membawa caranya sendiri. Orang tua hanya memenuhi kebutuhan si anak dalam hal
materi saja.
(4) Orang tua bersifat aktif, si anak bersifat aktif
Orang tua dengan anak –
anaknya saling memberikan kasih sayang sebanyak – banyaknya. Sehingga hubungan
dalam keluarga menjadi lebih intim dan mesra. Saling menghargai, saling mencinta,
saling membutuhkan.
4.4 Kemesraan
Kemesraan berasal dari
kata dasar mesra yang artinya prasaan simpati yang akrab. Kemesraan dapat
diartikan hubungan yang akrab baik antara pria dan wanita yang sedang dimabuk
asmara maupun yang sudah berumah tangga. Merupakan perwujudan kasih sayang yang
mendalam.
Kemesraan dapat
menimbulkan daya kreativitas manusia. Dengan kemesraan, orang dapat menciptakan
berbagai bentuk seni dengan kemampuan daya bakatnya. Rendra dalam puisinya
“Episode” :
Kami duduk berdua
Di bangku halaman
rumahnya
Pohon jambu dihalaman
itu
Berbuah dengan lebatnya
Dan kami senang
memandangnya
Angin yang lewat
Memainkan daun yang
berguguran
Tiba – tiba ia bertanya
“mengapa sebuah kancing
bajumu lepas terbuka?”
Aku hanya tertawa
Lalu ia sematkan dengan
mesra
Sebuah peniti menutup
bajuku
Sementara itu
Aku bersihkan
Guguran bungan jambu
Yang mengotori
rambutnya.
melukiskan betapa
kemesraan cinta merasuk ke dalam jiwa dua sejoli muda – mudi yang sedang
menjalin cinta.
4.5 Pemujaan
Pemujaan adalah salah
satu wujud cinta manusia kepada Tuhannya yang diwujudkan dalam bentuk
komunikasi ritual. Pemujaan kepada Tuhan merupakan bagian dari hidup manusia,
karena Tuhan pencipta semesta termasuk manusia itu sendiri. Dan penciptaan
semesta untuk manusia. Kecintaan manusia kepada Tuhannya dibuktikan dalam
bentuk pemujaan atau sholat, sesuai dengan keyakinan masing – masing tiap
pemeluk agama.
4.6 Belas Kasihan
Belas kasih, welas
asih, atau kepedulian adalah emosi manusia yang
muncul akibat penderitaan orang lain. Lebih kuat daripada empati,
perasaan ini biasanya memunculkan usaha mengurangi penderitaan orang lain.
Banyak cara orang
memberikan belas kasihan tergantung situasi dan kondisi. Ada yang memberikan
uang, ada yang memberikan barang, ada yang memberikan pakaian, makanan.
4.7 Cinta kasih erotis
Cinta kasih erotis
adalah kehausan akan penyatuan yang sempurna, akan penyatuan dengan seseorang
lainnya. Cita kasih tersebut bersifat eksklusif, bukan universal, bahkan
mungkin merupakan bentuk cinta kasih yang paling tidak dapat dipercaya.
Cinta kasih erotis
sering sekali dihubungkan dengan pengalaman eksplosif berupa jatuh cinta. seseorang
dapat menyatukan dirinya secara lengkap dan intensif hanya dengan satu orang
lain saja.
Studi Kasus
Saya ambil dari cerita anak jalanan
yang kurang bahkan tidak pernah merasakan rasa cinta dan kasih. Banyak
sekali anak jalanan yang terlahir tanpa orang tua, atau terlahir mempunyai
orang tua yang tidak pernah memberikan mereka rasa kasih sayang. Karena mereka
tidak pernah merasakan rasa cinta dan kasih dari orang terdekat mereka.
Terkadang mereka suka berperilaku tidak sopan terhadap orang lain. Orang-orang
seperti ini harus lebih diperhatikan dan diberi pengertian karena mereka bisa merugikan
orang lain. Seperti contohnya mereka akan melakukan hal tercela yang dapat
menyakiti perasaan orang lain tanpa memikirkan perasaan orang yang mereka
sakiti hatinya karena mereka sendiri pun tidak mengerti apa arti cinta dan
kasih sayang. Anak-anak seperti ini harus diarahkan dan dibimbing, dinasehati
serta diberi cinta dan kasih sayang. Dengan memperhatikan mereka, mengajari
mereka, mengasihi mereka, perlahan tapi pasti mereka pun akan mengerti dan
merasakan kenyamanan dalam hidupnya yang selama ini selalu dipenuhi dengan rasa
dengki terhadap orang lain. Dunia ini akan indah jika kita semua yang hidup
didunia ini memiliki rasa cinta dan kasih terhadap sesama manusia, menghargai,
memberi dan mengasihi sesama manusia, maka dunia akan terasa tentram, nyaman
dan damai karena penuh cinta dan kasih sayang.
BAB 5
5. Manusia dan Keindahan
5.1
Keindahan
Kata
keindahan berasal dari kata indah, yang artinya bagus, permai, cantik, elok,
molek. Keindahan merupakan bagian dari
hidup manusia. Keindahan tak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Keindahan
adalah identik dengan kebenaran. Keindahan juga bersifat universal, artinya
tidak terikat oleh selera perseorangan, waktu dan tempat, selera mode,
kedaerahan atau lokal.
Keindahan
merupakan suatu konsep yang abstrak, tidak dapat dinikmati karena tidak jelas,
keindahan itu baru jelas, jika telah dihubungkan dengan sesuatu yang berwujud
atau suatu karya. Dengan kata lain, keindahan itu baru dapat dinikmati jika
dihubungkan dengan suatu bentuk. Keindahan hanya sebuah konsep, yang baru
berkomunikasi setelah membpunyai bentuk, misalnya lukisan, pemandangan alam,
tubuh yang molek, film, nyanyian.
Perbedaan
antara keindahan sebagai suatu kwalita abstrak dan sebagai sebuah benda
tertentu yang indah dalam bahasa inggris sering dipergunakan istilah beauty (keindahan)
dan the beautiful (benda atau hal yang indah).
Pengertian
keindahan yang seluas-luasnya meliputi:
-
Keindahan seni
-
Keindahan alam
-
Keindahan moral
-
Keindahan
intelektual
Dalam
budang filsafat, istilah nilai seringkali dipakai sebagai suatu kata benda
abstrak yang berarti keberhargaan (worth) atau kebaikna (goodness). Nilai yang
berhubungan dengan segala sesuatu yang tercakup dalam pengertian keindahan
disebut nilai estetik.
Nilai
ekstrinsik adalah sifat baik dari suatu benda sebagai alat atau sarana untuk
sesuatu hal lainnya (instrumental/contributory value), yaitu nilai yang
bersifat sebagai alat atau membantu. Nilai intrinsik adalah sifat baik dari
benda yang bersangkutan, atau sebagai suatu tujuan, ataupun demi kepentingan
benda itu sendiri.
Kontemplasi
adalah dasar dalam diri manusia untuk menciptakan sesuatu yang indah. Ekstansi
adalah dasar dalam diri manusia untuk menyatakan, merasakan dan menikmati
sesuatu yang indah. Apabila kontemplasi dan ekstansi dihubungkan dengan
kreativitas, maka komtemplasi itu faktor pendorong untuk menciptakan keindahan,
sedangkan ekstansi itu merupakan faktor pendorong untuk merasakan, menikmati
keindahan.
5.2 Renungan
Renungan berasal dari kata renung, artinya diam – diam
memikirkan sesuatun atau memikirkan sesuatu dalam – dalam. Renungan adalah
hasil dari merenung. Berikut teori – teori dalam merenung:
(1)
Teori
pengungkapan
Dalil
dari teori ini adalah bahwa “Art is an expression of human feeling” (seni
adalah suatu pengungkapan dari perasaan manusia). Berhubungan dengan apa yang dialami
oleh seorang seniman ketika menciptakan suatu karya seni.
(2)
Teori
Metafisik
Teori seni yang
bercorak metafisis merupakan salah satu teori yang tertua, yaitu berasal dari
Plato yang karya – karya tulisannya untuk sebagian membahas estetik filsafati,
konsepsi keindahan dan teori seni. Sumber seni Plato mengemukakan suatu teori
peniruan (imitation theory).
(3)
Teori
Psikologis
Sebagian ahli estetik
dalam abad modern menelaah teori – teori seni dari sudut hubungan karya seni
dan alam pikiran penciptaannya dengan mempergunakan metode – metode psikologis.
Berdasarkan psikoanalisa dikemukakan teori bahwa proses penciptaan seni adalah
pemenuhan keinginan – keinginan bawah sadar dari seseorang seniman. Sebuah
teori lagi yang dapat dimasukkan ke dalam teori psikologis ialah teori
penandaan (signification theory) yang memandang seni senagai suatu lambang atau
tanda dari perasaan manusia.
5.3 Keserasian
Keserasian berasal dari
kata serasi dan dari kata dasar rasi, artinya cocok, kena benar dan sesuai
benar. Kata cocok, kena dan sesuai itu mengandung unsur perpaduan,
pertentangan, ukuran, dan seimbang. Berikut teori – teori keserasian:
(1)
Teori obyektif
dan teori subyektif
The Liang Gie dalam
bukunya garis besar estetika menjelaskan, bawa dalam mencipta seni ada dua
teori yakni teori obyektif dan teori subyektif.
Teori obyektif
berpendapat bahwa keindahan atau ciri – ciri yang mencipta nilai estetik adalah
sifat (kualita) yag memang telah melekat pada bentuk indah yang bersangkutan,
terlepas dari orang yang mengamatinya. Pengamatan orang hanyalah mengungkapkan
sifat – sifat indah yang sudah ada pada sesuatu benda dan sama sekali tidak
berpengaruh untuk menghubungkan.
Teori subyektif memandang keindahan dalam suatu hubungan
diantara suatu benda dengan alam pikiran seseorang yang mengamatinya seperti
misalnya yang berupa menyukai atau menikmati benda itu.
(2)
Teori
perimbangan
Teori perimbangan tentang keindahan dari bangsa Yunani
Kuno dulu dipahami pula dalam arti yang lebih terbatas, yakni secara kualitatif
yang diungkapkan dengan angka – angka.
Studi Kasus
2.7 juta Turis Indonesia akan dirayu untuk
berwisata ke malaysia
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Pemerintah
Malaysia berambisi menggaet 2,7 juta pelancong dari Indonesia selama 2011 atau
meningkat 300 ribu-an orang dibandingkan 2010 melalui serangkaian kegiatan
promosi dan diversifikasi produk.
Deputi Direktur Badan Promosi Pariwisata
Malaysia, Departemen Pariwisata Malaysia, Norlizah Jahaya, di Jakarta, Senin,
mengatakan, negeri jiran itu mengandalkan empat program yaitu belanja,
kesehatan, pendidikan serta program terbaru "Malaysia is my second
home" di bidang properti.
"Kita merasakan besar sekali manfaat
dari sektor pariwisata dalam menghasilkan devisa atau nomor dua terbesar
setelah pertambangan dengan wisatawan yang berkunjung 2010 mencapai 20-25 juta
orang," ujarnya. Untuk wisatawan asal Indonesia Norlizah menyatakan,
setiap orang rata-rata membelanjakan RM 2.000 dengan lama tinggal rata-rata
enam hari.
Berbagai upaya dilakukan pemerintah
Malaysia dalam menarik wisatawan datang ke negara itu. Di bidang kesehatan
misalnya disediakan tenaga medis dari Indonesia sebagai mitra untuk memudahkan
dalam menyampaikan keluhan penyakit mereka.
Di sektor kesehatan ini saja, menurut dia,
nilai devisi yang didapat sangat besar terutama dari penduduk yang tinggal di
Sumatera untuk berobat ke Pulau Pinang dan Malaka Malaysia. "Kalau dari
Sumatera jarak kesana hanya 45 menit penerbangan, sementara dari Sumatera ke
Jakarta bisa dua jam. Selain itu, biaya berobat, pelayanan serta jasa medis
relatif lebih murah," ujarnya.
Di bidang pendidikan, jumlah mahasiswa
Indonesia yang bersekolah ke Malaysia terus bertambah dan kini telah mencapai
lebih dari 10.000 ribu orang. Berbagai bidang pendidikan di banyak universitas
di Malaysia menjadi tujuan dari sebagian warga Indonesia untuk menimba ilmu dan
yang favorit ada di Universitas Islam Antar Bangsa, University Kebangsaan
Malaysia, Univesity Teknologi Malaysia dan lainnya.
Kini pemerintah Malaysia terus berupaya
meningkatkan kunjungan wisatawan ke negara itu. Berbagai upaya promosi telah
dilakukan seperti pada 25 Februari lalu di hotel JW Marriot melalui seminar
tentang pariwisata Malaysia, kerjasama dengan perusahaan penerbangan, iklan di
media cetak serta TV.
Benar sekali bahwa seni adalah bagian dari
suatu keindahan, Karena seni adalah suatu kreatifitas dari manusia yang dibuat
seindah mungkin sehingga dapat membuat orang merasa bahagia dan terhibur.
Dalam suatu keindahan, kita seharusnya lebih mengutamakan keindahan yang ada di sekitar kita, jika itu dalam lingkungan negara, maka seharusnya kita lebih mengutamakan dan bangga akan suatu keindahan dari negara kita sendiri yaitu Indonesia.
Dalam suatu keindahan, kita seharusnya lebih mengutamakan keindahan yang ada di sekitar kita, jika itu dalam lingkungan negara, maka seharusnya kita lebih mengutamakan dan bangga akan suatu keindahan dari negara kita sendiri yaitu Indonesia.
BAB 6
6. Manusia dan Penderitaan
6.1 Pengertian Penderitaan
Penderitaan berasal
dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa sansekerta dhra artinya
menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang
tidak menyenangkan. Penderitaan, ada lahir atau batin, atau lahir dan batin.
6.2 Siksaan
Dapat diartikan sebagai
siksaan badan atau jasmani, dan dapat juga berupa siksaan jiwa atau rohani.
Akibat dari siksaan yang dialami seseorang, maka timbullah penderitaan. Berikut
adalah 3 siksaan psikis:
(1) Kebimbangan
Dialami oleh seseorang
jika ia pada suatu saat tidak dapat menentukan pilihan mana yang akan diambil.
Bagi orang yang lemah berpikirnya, masalah kebimbangan akam lama dialami,
sehingga siksaan itu menjadi berkepanjangan. Lain bagi orang yang kuat cara
berpikirnya, ia akan cepat mengambil keputusan, sehingga kebimbangan itu akan
cepat diatasi.
(2) Kesepian
Dialami oleh seseorang
yang merasa sepi dalam dirinya sendiri atau jiwanya walaupun ia berada di
lingkungan keramaian. Pada umumnya orang yang dapat dijadikan “kawan duka”
adalah orang yang dapat mengerti dan menghayati kesepian yang dialami oleh
sahabatnya itu.
(3) Ketakutan
Merupakan bentuk lain
yang dapat menyebabkan seseorang mengalami siksaan batin. Ketakutan dapat juga
timbul atau dialami seseorang walaupun lingkungannya ramai.
Phobia adalah rasa
takut yang dibesar – besarkan terletak
tidak pada tempatnya. Ahli – ahli memiliki pendapat yang berbeda – beda dan
banyak penderita yang mempunyai teori tentang asal mua dari ketakutan mereka.
Banyak orang yang phobianya dimulai dengan suatu shock emosional atau suatu
tekanan pada waktu tertentu, misalnya pekerjaan baru, kematian dalam keluarga,
suatu operasi atau sakit yang serius.
6.3 Kekalutan mental
Kekalutan mental adalah
gangguan kejiwaan akibat ketidakmampuan seseorang menghadapi persoalan yang harus
diatasi sehingga yang bersangkutan bertingkah secara kurang wajar.
Gejala gejala permulaan
seseorang mengalami kekalutan mental:
a. Timbul
pada jasmani yang sering merasakan pusing, sesak nafas, demam, neri pada
lambung.
b. Nampak
pada kejiwaannya dengan rasa khawatir, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu,
mudah marah
Tahap – tahap gangguan kejiwaan yaitu:
(1) Gangguan
kejiwaan nampak dalam gejala – gejala kehidupan si penderita baik jasmani
maupun rohani.
(2) Usaha
mempertahankan diri dengan cara negtif, yaitu mundur atau lari, sehingga cara
bertahan dirinya salah; pada orang yang tidak menderita gangguan kejiwaan bila
menghadapi persoalan, justru segera memecahkan masalahnya, sehingga tidak
menekan perasaannya. Jadi, bukan melarikan diri dari persoalan, tetapi melawan
atau memecahkan persoalan.
(3) Kekalutan
merupakan titik patah (mental breakdown) dan yang bersangkutan mengalami
gangguan.
Sebab sebab timbulnya kekalutan mental
yaitu:
(a) Kepribadian
yang lemah
(b) Terjadinya
konflik sosial budaya
(c) Cara
pematangan batin
6.4 Penderitaan dan Perjuangan
Setiap manusia pasti
mengalami penderitaan, baik berat maupun ringan. Penderitaan adalah bagian
kehidupan manusia yang bersifat kodrati, maka dari itu terserah pada manusia
itu sendiri supaya berusaha mengurangi penderitannya semaksimal mungkin, bahkan
menghindari atau menghilangkan sama sekali.
Pembebasan dari
penderitaan pada hakekatnya meneruskan kelangsungan hidup. Caranya adalah
berjuang menghadapi tantangan hidup dalam alam lingkungan, masyarakat sekitar,
dengan waspada, dan disertai doa kepada Tuhan supaya terhindar dari bahaya dan
malapetaka. Manusia hanya berencana dan Tuhan yang menentukan. Kelalaian
manusia merupakan sumber malapetaka yang menimbulkan penderitaan.
6.5 Penderitaan, media massa dan seniman
Media massa merupakan
lat yang paling tepat untuk mengkomunikasikan peristiwa – peristiwa penderitaan
manusia dengan cepat kepada masyarakat. Dengan demikian, masyarakat dapat
segera menilai untuk menentukan sikap antara sesama manusia terutama bagi yang
merasa simpati. Tak kalah penting nya komunikasi yang dilakukan oleh para
seniman melalui karya seni, sehingga para pembaca, penontonnya dapat menghayati
penderitaan sekaligus keindahan karya seni.
6.6
Penderitaan dan sebab – sebabnya
Penyebab timbulnya penderitaan antara lain:
a.
Perbuatan buruk
manusia
Terjadi dalam hubungan sesama manusia dan
hubungan manusia dengan alam sekitarnya. Penderitaan ini bisa disebut, nasib
buruk. Manusia itu sendiri yang dapat merubah nasib buruknya menjadi baik.
Bedanya nasib buruk dengan takdir adalah, kalau takdir Tuhan yang menentukan
sedangkan nasib buruk manusialah penyebabnya.
b.
Penyakit,
siksaan / azab Tuhan
Dengan kesabaran, tawakal, dan optimisme
manusia bisa mengatasi penderitaan yang dialaminya.
6.7 Pengaruh
penderitaan
Orang – orang yang
menglami penderitaan akan memperoleh pengaruh sikap positif maupun negatif.
Sikap negatif misalnya, penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus
asa, ingin bunuh diri. Kelanjutan dari sikap tersebut akan timbul sikap anti,
misalnya anti kawin atau anti tidak ingin menikah, tidak memiliki gairah hidup.
Sikap positif yaitu
sikap optimis mengenai penderitaan hidup, bahwa hidup bukan rangkaian
penderitaan, melainkan perjuangan membebaskan diri dari penderitaan, dan
penderitaan tu hanyalah bagian dari hidup. Manusia yang memiliki sikap tersebut
akan menjadi seseorang yang tidak mudah menyerah, bahkan mungkin timbul sikap
keras dan anti juga, misalnya anti kawin paksa, ia berjuang menentang kawin
paksa; anti kekerasan, ia berjuang menentang kekerasan.
Studi Kasus
VIVAnews - Kematian Jang Ja Yeon sangat menyita perhatian publik Korea Selatan. Maklum saja, artis cantik ini adalah pendatang baru di dunia panggung hiburan negeri Ginseng tersebut. Jang Ja Yeon ditemukan tewas bunuh diri di rumahnya. Tewasnya Jang Ja Yeon itu menjadi pembicaraan bukan karena kematiannya saja yang sangat mengenaskan. Dia juga membawa beberapa nama orang penting dalam bisnis hiburan negara tersebut yang bertanggung jawab atas keputusannya mengakhiri hidupnya dengan jalan bunuh diri.
Jang Ja Yeon menulis alasannya bunuh diri karena adanya eksploitasi dan juga pelecehan seksual yang dialaminya selama berkarir di dunia hiburan negara tersebut.
Dalam tujuh catatan yang dibuat artis yang bermain di serial 'Boys Before Flowers' sebelum dia menghembuskan napas terakhirnya, menceritakan betapa kejamnya dunia hiburan tanah air. Dia diduga dipaksa menjadi budak seks untuk orang-orang kaya di sana demi memuluskan karirnya sebagai artis.
Jang Ja Yeon dikenal setelah kemunculannya sebagai bintang iklan televisi. Pada saat artis cantik itu meninggal dia sebenarnya sedang menunggu rilis dua filmnya. Hampir tujuh juta fans yang membuka websitenya setelah dua hari artis cantik itu meninggal pada 7 Maret 2009 lalu.
dari studi kasus diatas dapat diambil kesimpulannya ,kita sebagai mahluk sosial jika sedang mengalami masalah seberat apapun itu setidaknya kita saling berbagi dengan teman, karena mungkin saja mereka dapat membantu kita. sehingga tidak terjadi peristiwa seperti kasus bunuh diri seperti diatas.
BAB 7
7.
Manusia dan Keadilan
7.1 Pengertian Keadilan
Keadilan adalah pengakuan dan perlakuan yang seimbang antara hak dan
kewajiban. Keadilan terletak pada keharmonisan menuntut hak dan menjalankan
kewajiban. Keadilan merupakan keadaan bila setiap orang memperoleh apa yang
menjadi haknya dan setiap orang memperoleh bagian yang sama dari kekayaan
bersama.
Contohnya, seorang karyaan yang hanya menuntut hak kenaikan upah tanpa
meningkatkan hasil kerjanya tentu cenderung dikatakan pemerasan. Sebaliknya,
seorang majikan yang terus menerus menggunakan tenaga orang lain, tanpa
memperhatikan kenaikan upah dan kesejahteraanya, maka tindakan tu lebih kepada
sifat memperbudak orang atau pegawainya. Demikian, untuk memperoleh keadilan
yang sejahtera, contohnya kita menuntut kenaikan upah; tentu saja kita harus
berusaha meningkatkan kinerja kita. Kemudian, apabila kita menjadi majikan,
kita harus memikirkan keseimbangan kerja mereka dengan upah yang diterima.
7.2 Keadilan sosial
Sila kelima berbunyi
“keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia”. Didalam dokumen lahirnya
Pancasila diusulkan oleh Bung Karno adanya prinsip kesejahteraan sebagai salah
satu lahirnya dasar negara. Prinsip itu dijelaskan sebagai prinsip “tidak ada
kemiskinan di dalam Indonesia Merdeka”. Berdasarkan penjelasan tersebut
nampaknya ada pembauran pengertian kesejahteraan dan keadilan.
Bung Hatta mengraikan
mengenai sila “keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia” menulis sebagai
berikut “keadilan sosial adalah langkah yang menentukan untuk melaksanakan
Indonesia yang adil dan makmur”. Kemudian diuraikan lagi, bahwa para pemimpin
Indonesia yang menyusun UUD 1945 percaya bahwa cita – cita keadilan sosial
dalam bidang ekonomi ialah dapat merata diuraikan secara terperinci.
5 wujud keadilan sosial yang diperinci dalam perbuatan dan sikap yaitu:
1) Perbuatan luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.
2) Sikap adil terhadap sesama, menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban serta
menghormati hak hak orang lain.
3) Sikap suka memberi pertolongan kepada orang yang memerlukan.
4) Sikap suka bekerja keras.
5) Sikap menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat untuk mencapai
kemajuan dan kesejahteraan bersama.
8 jalur pemerataan yang merupakan
asas keadilan sosial, adalah:
1) Pemeratan pemenuhan kebutuhan pokok rakyat banyak khususnya pangan,
sandang, perumahan.
2) Pemerataan memperoleh pendidikan dan pelayanan kesehatan.
3) Pemerataan pembagian pendapatan.
4) Pemerataan kesempatan kerja.
5) Pemerataan kesempataan berusaha.
6) Pemerataan kesempatan berpartisipasi dalam pembangunan khususnya bagi
generasi muda dan kaum wanita.
7) Pemerataan penyebaran pembangunan diseluruh wilayah tanah air.
8) Pemerataan kesempatan memperoleh keadilan.
7.3 Berbagai macam keadilan
Berikut adalah macam – macam keadilan:
A) Keadilan Legal atau Keadilan Moral
B) Kadilan distribusi
C) Keadilan Komutatif
D) Kejujuran
E) Kecurangan
F) Pemulihan nama baik.
G) Pembalasan.
7.4 Kejujuran
Artinya apa yang dikatakan seseorang sesuai dengan hati nuraninya apa yang
dikatakannya sesuai dengan kenyataan yang ada. Jujur juga berarti seseorang
bersih hatinya dari perbuatan – perbuatan yang dilarang oleh agama dn hukum.
Makan dari itu Ada istilah seperti ini, “apa yang dikatan harus sama dengan
perbuatannya”.
Pada hakekatnya jujur atau kejujuran dilandasi oleh kesadaran moral yang
tinggi, kesadaran pengakuan akan adanya sama hak dan kewajiban, serta rasa
takut terhadap kesalahan atau dosa. Kesadaran moral adalah kesadaran tentang
diri kita sendiri karena kita melihat diri kita sendiri berhadapan dengan hal
baik buruk.
7.5 Kecurangan
Artinya apa yang diinginkan tidak sesuai dengan hati nuraninya. Kecurangan
menyebabkan manusia menjadi serakah, tamak, ingin menimbun kekayaan yang
berlebihan dengan tujuan agar dianggap sebagai orang yang paling hebat, paling
kaya dan senang bila masyarakat disekelilingnya hidup menderita.
Berbagai macam sebab orang melakukan kecurangan. Ditinjau dari hubungan ,manusia
dengan alam sekitarnya, ada 4 aspek:
1)
Aspek kebudayaan.
2)
Aspek peradaban.
3)
Aspek teknik.
Apabila keempat aspek tersebut dilaksanakan secara wajar, maka segala
sesuatunya akan berjalan lancar sesuai dengan norma – norma moral atau norma
hukum.
7.6 Perhitungan (HISAB) dan Pembalasan
Pembalasan ialah suatu reaksi atas perbuatan orang lain. Reaksi itu dapat
berupa perbuatan serupa dan seimbang, tingkah laku yang serupa dan seimbang.
Pembalasan frontal yaitu dengan melakukan serangan langsung seperti kata – kata
kasar bahkan menjadi perlawanan fisik, perhitungan di muka bumi hukum dengan
mematuhi peraturan, bersaing dimuka hukum antara yang dilaporkan dan pihak
pelapor.
7.7 Pemulihan Nama Baik
Nama baik adalah nama
yang tidak tercela. Nama baik merupakan tujuan orang hidup. Penjagaan nama baik
sangan erat hubungannya dengan tingkah laku atau perbuatan. Maksud dari tingkah
laku disini adalah cara berbahasa, cara bergaul, soapan santun, disiplin pribadi,
cari menghadapi orang, perbuatan – perbuatan yang dihalalkan agama.
Hakekat pemulihan nama baik sesuai kodrat
manusia, yaitu:
a)
Manusia menurut sifat dasarnya adalah
makhluk moral.
b)
Ada aturan – aturan yang berdiri sendiri
yang harus dipatuhi manusia untuk mewujudkan dirinya sendiri sebagai pelaku
moral tersebut.
Pada Hakekatnya,
pemulihan nama baik adalah kesadaran manusia akan segala kesalahannya; bahwa
apa yang diperbuatnya tidak sesuai dengan ukuran moral atau tidak sesuai dengan
akhlak.
7.8 Pembalasan
Pembalasan ialah suatu
reaksi atas perbuatan orang lain, reaksi tersebut dapat berupa perbuatan yang
serupa dan seimbang, tingkah laku yang serupa dan seimbang.
Contohnya, X memberikan makanan kepada Y. Dilain
kesempatan Y memberikan minuman kepada X. Perbuatan tersebut merupakan
perbuatan serupa, dan ini termasuk pembalasan.
Pembalasan disebabkan
oleh adanya pergaulan. Pergaulan yang bersahabat mendapat balasan yang
bersahabat. Sebaliknya, pergaulan yang penuh kecurigaan menimbulkan balasan
yang tidak bersahabat pula.
Studi Kasus
Dalam
pancasila juga telah disebutkan bahwa “keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia”, namun kenyataannya apa sekarang bangsa kita telah mengamalkan sila
tersebut? Mungkin sebagian orang ada yang sudah mengamalkannya, dan ada pula
sebagian orang yang belum atau tidak mengamalkannya.
Sudah jelas
seluruh rakyat Indonesia mendapatkan keadilan, tapi kenapa keadilan hanya bisa
dirasakan oleh orang-orang yang “diatas” saja, mengapa orang-orang yang
hidupnya lebih dari kekurangan tidak dapat merasakan keadilan.
Banyak yang
bilang, keadilan, kemakmuran, kesejahteraan hanya milik orang-orang yang
berduit dan berkuasa, mereka tidak melihat keadaan disekitar meraka. Mereka
hanya mementingkan diri mereka sendiri. Sementara si A sibuk dengan
menghambur-hamburkan uang juta rupiah sedangkan si B sibuk mencari botol
plastik untuk menyambung hidupnya, apakah itu yang dinamakan adil?
Mereka butuh
perhatian lebih, bukan semata-mata hanya karena uang saja. Mereka butuh
kehidupan yang layak seperti kebanyakan orang, memiliki rumah sendiri, bisa
memenuhi kebutuhannya sehari-hari, mendapatkan pendidikan yang cukup. Ini bukan
salah si A atau si B, tapi ini menuntut kita untuk memiliki rasa keadilan dan
kepedulian yang tinggi untuk mengurangi beban meraka.
Keadilan memang harus dimiliki dalam diri suatu bangsa, tidak hanya bangsanya saja yang bersikap adil tetapi juga pelakunya. Keadilan adalah dambaan setiap orang, ingin diperlakukan adil sebagaimana yang lainnya, tidak ada kata perbedaan. Indonesia termasuk negara yang memiliki berbagai jenis kebudayaan, ras, agama, dll. Namun semua itu diperlakukan secara adil, tidak ada yang pilih kasih. Mau dia orang kaya raya, mapan, berkelebihan atau dia orang yang memiliki kekurangan semua diperlakukan adil. Jika keadilan ini terwujud semestinya, maka ketertiban dan kedamaian akan menjadi balasan atas apa yang kita perbuat.
DAFTAR
PUSTAKA
Sumber: Seri Diktat Kuliah MKDU: Ilmu
Budaya Dasar karya Widyo Nugroho dan Achmad Muchji, Universitas Gunadarma
http://www.politeknik-lp3i-bandung.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=723:manusia-dan-keadilan&catid=43:komunikasi&Itemid=141/15Desember2012
BAB 8
Manusia dan Pandangan Hidup
Pengertian
Pandangan Hidup dan Ideologi
Pandangan
Hidup adalah pendapat / argument seseorang untuk dijadikan sebagai pegangan,
arahan seseorang ketika hidup di dunia. pandangan hidup timbul tidak dengan
tiba- tiba, melainkan melalui proses, yaitu proses kehidupan yang dilakukan
secara berangsur – angsur selama seseorang hidup didunia sehingga dapat
dikatakan nyata adanya.
Berikut
adalah macam – macam sumber pandangan hidup:
1.
Pandangan Hidup yang berasal dari agama, artinya mutlak
kebenarannya.
2.
Pandangan hidup berupa Ideologi, artinya dapat disesuaikan
dengan kebudayaan dan norma dari negara tersebut.
3.
Pandangan hidup hasil renungan, yaitu relatif kebenarannya.
Pandangan hidup
muslim ada pada Kitab suci Al-qur’an yang sudah diperintahkan oleh Allah, agar
umat muslim dspat menjalankan perintah-Nya dan menjauhi Larangan-Nya maka dari
itu dijadikan pedoman hidup umat muslim khususnya.
Pandangan hidup
ideologi adalah pandangan yang diterima dari orang – orang yang tergabung dalam
suatu organisasi. Ideologi itu sendiri adalah gabungan antara pandangan hidup
yang merupakan nilai – nilai yang tekah melekat dari suatu bangsa serta Dasar
negara yang memliliki falsafah yang menjadi pedoman hidup suatu bangsa.
Cita
– cita
Menurut
kamus umum Bahasa Indonesia, cita – cita adalah keinginan, harapan, tujuan yang
selalu ada dalam pikiran. Keinginan maupun harapan tentunya yang baik, untuk
kemajuan dimasa depan atau masa mendatang dan bertekad untuk tercapai semua
keinginan, maka dari itu dibutuhkan usaha untuk mencapainya. Cita – cita dapat
disebut sebagai pandangan hidup dimasa depan atau masa mendatang. Contohnya,
seorang anak bercita – cita ingin menjadi seorang Polisi, biasanya keinginan
itu timbul karena misalnya seorang ayahnya yang kebetulan menjadi seorang
polisi, maka si anak berkeinginan untuk bisa menjadi seperti ayahnya. Anak
tersebut belum mulai menempuh pendidikan atau dengan kata lain belum sekolah,
belum bisa berpikir dengan baik, sehingga cita-cita itu hanya menjadi sebuah
angan – angan karena si anak belum bisa berusaha untuk mencapai cita – citanya.
Ada
beberapa faktor yang mempengaruhi tercapainya suatu cita – cita:
a.
Faktor manusia
Dengan
faktor ini, artinya cita – cita tersebut dapat tercapai tergantung dari manusia
itu sendiri. Jadi, harus disesuaikan dengan usahanya, kalau ingin cita –
citanya tercapai maka harus semangat dan terus berusaha untuk mencapainya. Jika
sebaliknya, maka cita – cita itu hanya akan menjadi angan – angan dan tidak
akan tercapai.
b.
Faktor kondisi
Faktor
ini juga mempengaruhi tercapainya cita – cita. Kondisi atau keadaan yang dapat
dikatakan mampu secara finansial memungkinkan suatu cita – cita akan tercapai.
Begitu pun sebaliknya, akan menghambat tercapainya cita – cita tersebut.
Kondisi yang dimaksud disini salah satunya adalah masalah finansial.
c.
Faktor tingginya cita – cita
Dari faktor ini
sangat berhubungan dengan Faktor manusia dan faktor kondisi. Sebagaimana kita
tahu, ada perkataan “gapailah cita – citamu setinggi langit”, tapi ini semua
dikembalikan lagi dengan faktor manusianya dan kondisi yang dialami. Misalnya
walaupun seseorang memiliki cita – cita yang tinggi dan kebetulan berada dalam
keluarga yang berkecukupan artinya apa yang diminta selalu cepat terpenuhi,
tapi jika tidak diimbangi dengan keinginan yang sungguh - sungguh serta
berusaha, tidak mungkin cita – citanya akan tercapai. Begitu pun sebaliknya,
jika seseorang itu berada dalam kondisi keluarga yang kurang mampu, kemudian ia
memiliki semangat dan keinginan yang gigh untuk mencapai cita – cita, bisa jadi
akan diberi jalan oleh Tuhan. Pada intinya bercita citalah sesuai dengan
kemampuan.
Kebajikan
Kebajikan
atau kebaikan, tentunya perbuatan yang baik, sikap yang baik, perilaku yang
baik. Perbuatan Kebajikan sama saja dengan perbuatan moral, sesuai dengan norma
atau etika yang berlakuaku. Sebenarnya kodrat manusia adalah pribadi yang baik,
tetapi mengapa kita sering melihat atau berpendapat orang itu jahat, orang itu
baik. Semua tanggapan itu muncul berdasarkan tingkah laku seseorang yang kita
pandang. Tingkah laku itu bersumber pada pandangan hidup dsn tercermin melalui
suara hati. Suara hati itu seperti bisikan dari dalam hati yang mendesak
seseorang untuk menimbang dan menentukan baik buruknya suatu ptindakan atau
tingkah laku. jika perasaan kita benci, iri, nah dengan sendirinya akan
terpancar ke dalam tingkah laku bisa menjadi jahat, begitu pun sebaliknya jika
perasaan kita senang, bahagia maka tingkah laku pun akan menjadi baik, ramah
terhadap orang – orang disekeliling kita.
Faktor
– faktor yang menentukan tingkah laku setiap orang:
1.
Pembawaan (Heriditas)
Pembawaan
merupakan sifat yang diturunkan oleh orang tuanya dan sudah ada sejak manusia
berada di dalam kandungan.
2.
Lingkungan (environment)
Lingkungan yang
membentuk seseorang berada di faktor kedua dan terjadi setelah seorang anak
lahir. Lingkungan yang akan membentuk jiwa / pribadi seseorang, diantaranya
keluarga, sekolah dan masyarakat. Dalam lingkungan keluarga, dibantu oleh orang
tua dalm membentuk pribadi yang baik, orang tua maupun keluarga yang lebih tua
hendaknya menjadi teladan yang baik untuk si anak atau orang yang lebih muda,
sehingga si anak dapat dengan sendirinya membentuk pribadi yang baik. Dalam
lingkungan sekolah, yang menjadi panutan adalah seorang guru, sedangkan teman –
temannya ikut serta. Dalam lingkungan masyarakat, yang menjadi panutan adalah
tokoh masyarakat mulai dari anak – anak hingga dewasa.
Faktor
ketiga yang menentukan tingkah laku seseorang adalah pengalaman baik maupun
buruk yang diperolehnya selama hidup. Belajar hidup dari pengalaman merupakan
pembentukan budaya dalam diri seseorang.
Usaha
/Perjuangan
Usaha
/ perjuangan adalah suatu tindakan kerja keras untuk mencapai suatu tujuan atau
cita – cita. Setiap orang harus dan perlu kerja keras jika ingin mendapatkan
sesuatu, di dunia ini tidak ada yang instant, pasti perlulah suatu perjuangan.
Kerja
keras tersebut dapat dilakukan berupa dengan otak / ilmu maupun dg tenaga /
jasmani atau kedua – duanya. Misalnya para ilmuan, pelajar, mahasiswa bekerja
dengan otaknya untuk menghasilkan penemuan yang sempurna, untuk mendapatkan IPK
yang tinggi. sedangkan bagi petani untuk mengolah sawah dengan baik,
mendapatkan hasil tani yang baik, bahan pangan yang baik mereka menggunakan
tenaganya.
Pada
dasarnya kerja keras salah satu sikap menghargai dan meningkatkan harkat dan
martabat manusia. Sebaliknya jikaorang bermalas – malasan akan membuat dirinya
miskin, dan berarti menjatuhkan harkat dan martabatnya.
Dalam
Al-Qur’an surat Ar – Ra’du ayat 11 Allah berfirman: “Sesungguhnya Allah tidak
mengubah keadaan suatu kaum, kecuali jika merea mengubah keadaan diri mereka
sendiri”. Jadi, manusia haruslah bekerja keras untuk memperbaiki nasibnya
sendiri.
Keyakinan
/ Kepercayaan
Menurut
Prof. Dr. Harun Nasution, ada tiga alira filsafat yaitu:
a.
Aliran Naturalisme
Kekuatan
Gaib. Aliran ini pada intinya pendapat, mungkin ada Tuhan mungkin juga tidak
ada Tuhan. Semua itu kita kembalikan lagi pada keyakinan. Keyakinan yang ada
dalam hati kita, yakin jika Tuhan itu ada, maka kita katakan ada. Tetapi jika
sebaliknya, maka kita pun akan katakan tidak ada Tuhan.
b.
Aliran intelektualisme
Dasar
aliran ini adalah logika / akal. manusia paling mengutamakan akal. melalui
akal, manusia dapat berpikir . berpikir mana yang baik dan buruk. Akal berasal
dari bahasa Arab, artinya kalbu, yang berpusat di hati, sehingga timbul istilh
“hati nurani”, artinya daya rasa.
c.
Aliran Gabungan
Dasar
aliran ini adalah kekuatan gaib dan juga akal atau gabungan dari Aliran
naturalisme dan Aliran intelektualisme.Kekuatan gaib adalah kekuatan yang
berasal dari Tuhan, yakin dan percaya bahwa Tuhan itu ada. Sedangkan Akal
adalah pemikiran atau logika untuk menentukan mana yang aik dan mana yang
buruk.
Langkah
– Langkah Berpandangan Hidup Yang Baik
1.
Mengenal
Mengenal
apa itu pandangan hidup. Kita semua harus sadar dan percaya bahwa pasti setiap
manusia memiliki pandangan hidup sejak lahir. Kita sebagai makhluk bernegara
dan beragama pastilah juga memiliki pandangan hidup, misalnya bagi yang
beragama islam, pandangan hidupnya adalah Al-Qur’an dan Hadist.
2.
Mengerti
Mengerti
pada pandangan hidup itu sendiri. Rakyat Indonesia dalam bernegara pandangan
hidupnya adalah Pancasila, tentulah kita harus mengerti apa itu pancasila dan
bagaimana mengatur kehidupan rakyat indonesia dalam bernegara. Begitu pun juga
dengan Umat manusia yang beragama islam berpandangan Al-Qur’an dan Hadist.
Seharusnya kita mengerti al-qur’an dan hadist serta bagaimana mengatur
kehidupan umat manusia.
3.
Menghayati
Dengan
menghayati pandangan hidup kita memperoleh gambaran yang tepat dan benar
mengenai kebenaran pandangan hidup itu sendiri. Menghayati nilai – nilai yang
terkandung di dalamnya.
4.
Meyakini
Merupakan
satu hal untuk mendapatkan suatu kepastian dalam mencapai suatu tujuan.
5.
Mengabdi
Kita
akan dapat merasakan manfaatnya. Perwujudan manfaat mengabdi inidapat dirasakan
oleh pribadi kita sendiri. Manfaat ini dapat terwujud selama hidup dan sesudah
meninggal yaitu di Akhirat.
6.
Mengamankan
Referensi:
Sumber: Seri Diktat Kuliah MKDU: Ilmu
Budaya Dasar karya Widyo Nugroho dan Achmad Muchji, Universitas Gunadarma
Tidak ada komentar:
Posting Komentar