Selasa, 01 Januari 2013

TUGAS 2: Ilmu Budaya Dasar SAP Mgg ke 4 - 9

Nama :  Nuri Eka Wahyumiati
Kelas  :  1EA17
NPM   :  15212498


BAB 4

4.   MANUSIA DAN CINTA KASIH
4.1  Pengertian cinta kasih
                 Menurut kamus umum bahasa Indonesia karya W.J.S. Poerwadarminta, cinta adalah rasa sangat suka (kepada) atau (rasa) sayang (kepada) ataupun (rasa) sangat kasih atau sangat tertarik hatinya. Sedangkan kasih yaitu perasaan sayang tau cinta kepada atau menaruh belas kasihan. Cinta kasih dapat diartikan sebagai perasaan suka (sayang) kepada seseorang yang disertai dengan menaruh belas kasihan.
Dr. Salito W. Sarwono mengemukakan bahwa cinta memiliki tiga unsur yaitu: 

1.      Keterikatan adalah adanya perasaan untuk hanya bersama dia, segala prioritas untuk dia, tidak mau pergi dengan orang lain kecuali dengan dia. Kalau janji dengan dia harus ditepati, kalo ada uang sedikit beli oleh – oleh untuk dia.
2.      Keintiman adalah kebiasaan – kebiasaan dan tingkah laku yang menunjukkan bahwa antara anda dengan dia sudah tidak ada jarak lagi. Panggilan – panggilan formal seperti bapak, ibu, saudara digantikan dengan sekadar memanggil nama atau sayang.
3.      Kemesraan adalah adanya rasa ingin membelai atau dibelai, rasa rindu kalau jauh atau lama tidak bertemu, adanya ucapan – ucapan yang mengungkapkan rasa sayang.

Di dalam kitab suci Al-Qur’an ditemui fenomena cinta yang bersembunyi dalam jiwa manusia. Cinta memiliki tiga tingkatan yaitu tinggi, menengah, rendah. Cinta tingkat tinggi adala cinta kepada Allah, rasulullah, dan berjihad dijalan Allah. Cinta tingkat menengah adalah cinta kepada orang tua, anak, saudara, istri/suami, dan kerabat. Cinta tingkat rendah adanya cinta yang lebih mengutamakan cinta keluarga, kerabat, harta dan tempat tinggal.




4.2   Cinta menurut ajaran agama

1.    Cinta diri
Erat kaitannya dengan dorongan menjaga diri, manusia senang untuk tetap hidup, mengembangkan potensi dirinya, dan mengaktualisasikan diri. Ia pun mencintai sesuatu yang mendatangkan kebaikan untuk dirinya, begitu pun sebaliknya, ia akan membenci segala sesuatu yang menghalanginya untuk hidup.
           Diantara gejala yang menunjukkan kecintaan manusia terhadap dirinya sendiri ialah kecintaannya yang sangat terhadap harta, yang dapat merealisasikan semua keinginannya dan memudahkan baginya segala sarana untuk mencapai kesenangan dan kemewahan hidup. (Q.S, Al-Adiyat, 100;8)
            Dan apabila ia tertimpa bencana keburukan, atau kemiskinan, ia merasa putus asa dan mengira ia tidak bisa memperoleh karunia lagi (Q.S, Fushilat, 41:49).

2.         Cinta kepada sesama manusia
Agar manusia dapat hidup dengan penuh keserasian dan keharmonisan dengan manusia lainnya, tidak boleh adanya pembatasan cintanya pada diri sendiri dan egoismenya. Alangkah baiknya manusia itu menyeimbangkan cintanya itu dengan cinta kasih sayang pada orang lain, bekerja sama dan saling membantu kepada yang membutuhkan.
Al-Qur’an menyeru kepada orang – orang yang beriman agar saling cinta mencintai seperti cinta mereka pada diri mereka sendiri. Dalam seruan itu sesungguhnya terkandung pengarahan kepada para mukmin agar tidak berlebih – lebihan dalam mencintai diri sendiri.

3.    Cinta Seksual
Cinta yang erat dengan dorongan seksual, karena ialah yang bekerja dalam melestarikan kasih sayang, keserasian, dan kerja sama antar suami dan istri. Ia merupakan faktor penting dalam kelangsungan hidup keluarga:
“Dan diantara tanda – tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri – istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepada-Nya dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar – benar terdapat tanda – tanda bagi yang berpikir (Q.S, Ar-Rum, 30:21)
Dorongan seksual melakukan suatu fungsi penting, yaitu melahirkan keturunan demi kelangsungan jenis. Dari dorongan seksual terbentuklah keluarga. Dari keluarga tebentuk masyarakan dan bangsa.

4.      Cinta kebapakan
Dalam cinta bapak kepada anak – anaknya timbul kesenangan dan kegembiraan baginya, sumber kekuatan dan kebanggaan , dan merupakan faktor penting bagi kelangsungan peran bapak dan kehidupan serta terkenangnya dia setelah meninggal dunia.
Doa Zakaria as, yang memohon pada Allah semoga ia dikarunia seorang anak yang akan mewarisinya dan mewarisi keluarga Ya’qub:
“Ia berkata: “Ya Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah dipenuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdo’a kepada Engkau, ya Tuhanku. Dan sesungguhnya aku khawatir terhadap mawaliku sepeninggalku, sedang istriku adalah seorang yang mandul, maka anugerahilah aku dari sisi Engkau seorang putera yang akan mewarisi aku dan mewarisi keluarga Ya’qub; dan jadikanlah ia, ya Tuhanku, seorang yang di ridhoi (Q.S, Maryam, 19:4-6)
Cinta kebapakan dalam Al-Qur’an diisyaratkan dalam kisah Nabi Nuh as. Betapa cintanya ia kepada anaknya, tampak jelas ketika ia memanggilnya dengan penuh rasa cinta, kasih sayang, dan belas kasihan, untuk naik ke perahu agar tidak tenggelam ditelan ombak:
“...Dan Nuh memanggil anakna – sedang anak itu berada di tempat yang jauh terpencil - : “Hai..anakku, naiklah (kekapal) bersama kami dan janganlah kamu berada bersama – sama orang –orang yang kafir”. (Q.S, Yusuf. 12:84)
Cinta ini nampak pula dalam do’a Nabi Nuh as, yang memohon pada Allah semoga anaknya selamat:
“Dan Nuh berseru kepada Tuhannya sambil berkata: “Ya Tuhanku, sesungguhnya anakku termasuk keluargaku. Dan sesungguhnya janji Engkau itulah yang benar. Dan Engkau adalah Hakim yang seadil – adilnya (Q.S, Hud, 11:45)
Biasanya cinta bapak kepada anak – anaknya diwujudkan dengan memberi nasehat, pengarahan, asuhan demi kebaikan mereka sendiri.

5.        Cinta kepada Allah
Puncak cinta manusia yang paling abadi, jernih, dan spiritual ialah cinta kepada Allah dn kerinduannya kepada-Nya. Tak hanya dalam sholat, doa saja namun juga dalam semua tondakan yang manusia itu lakukan. Semuanya ditjukan kepada Allah, mengharapkan penerimaan dan Ridho-Nya:
“Katakanlah: “Jika kamu (benar – benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mangasihi dan mengampuni dosa – dosamu”. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (Q.S, Ali Imran, 3:31)
Cinta yang ikhlas seorang manusia kepada Allah akan membuat cinta itu menjadi kekuatan pendorong yang mengarahkan dalam kehidupannya dan menundukkan semua bentuk kecintaan lainnya. Cinta ini juga akan membuatnya menjadi seorang yang cinta pada sesama manusia, hewan, semua makhluk yang ada didunia ini.

6.      Cinta kepada Rasul
Seorang mukmin yang benar – benar berimn dengan sepenuh hati akan mencintai Rasulullah yang telah menanggung derita dakwah Islam, berjuang dengan penuh segala kesulitan sehingga Islam tersebar di seluruh penjuru dunia, dan membawa kemanusiaan dari kekelaman kesesatan menuju cahaya petunjuk.


4.3   Kasih Sayang
Pengertian kasih sayang menurut kamus besar bahasa indonesia karangan W.J.S.Poerwadarminta adalah perasaan sayang, perasaan cinta atau perasaan suka kepada seseorang.
Dalam kehidupan berumah tangga kasih sayang marupakan kunci kebahagiaan. Kasih sayang ini tumbuh diantara percintaan muda mudi (pria – wanita), jika diakhiri dalam jalinan pernikahan, maka sudah tidak lagi bercinta – cinta tetapi sudah bersifat kasih mengasihi atai saling menumpahkan kasih sayang yang terbentuk dalam Keluarga.
Bayi yang masih merah pun sudah bisa marasakan kasih sayang dari seorang ibu dan ayahnya. Bagaimana sikap ibunya yang memegang / menggendong telah di kenalnya. Karena sang bayi sudah memiliki kepribadian.
Berikut macam – macam cinta kasih dari orang tua:
(1)      Orang tua bersifat aktif, si anak bersifat pasif
Orang tua memberikan kasih sayang terhadap anaknya berupa moril – materiil dengan sebanyak – banyaknya dan si anak menerima saja, mengiyakan, ytanpa memberikan respon sehingga si anak  menjadi takut kurang berani dalam masyarakat tidak berani menyatakan pendapat, minder dan si anak tidak mampu berdiri sendiri di dalam masyarakat.

(2)      Orang tua bersifat pasif, si anak bersifat aktif.
Si anak berlebih – lebihan memberikan kasih sayang kepada orang tuanya, diberikan secara sepihak, orang tua mendiamkan tingkah laku si anak, tidak memberikn perhatian apa yang diperbuat anaknya. Terkesan acuh tak acuh kepada anaknya.

(3)      Orang tua bersifat pasif, si anak bersifat pasif
Masing – masing membawa hidupnya, tingkah lakunya sendiri – sndiri, tanpa saling memperhatikan. Kehidupan keluarga sangat dingin, tidak ada kasih sayang, masing – masing membawa caranya sendiri. Orang tua hanya memenuhi kebutuhan si anak dalam hal materi saja.

(4)      Orang tua bersifat aktif, si anak bersifat aktif
Orang tua dengan anak – anaknya saling memberikan kasih sayang sebanyak – banyaknya. Sehingga hubungan dalam keluarga menjadi lebih intim dan mesra. Saling menghargai, saling mencinta, saling membutuhkan.


4.4   Kemesraan
Kemesraan berasal dari kata dasar mesra yang artinya prasaan simpati yang akrab. Kemesraan dapat diartikan hubungan yang akrab baik antara pria dan wanita yang sedang dimabuk asmara maupun yang sudah berumah tangga. Merupakan perwujudan kasih sayang yang mendalam.
Kemesraan dapat menimbulkan daya kreativitas manusia. Dengan kemesraan, orang dapat menciptakan berbagai bentuk seni dengan kemampuan daya bakatnya. Rendra dalam puisinya “Episode” :

Kami duduk berdua
Di bangku halaman rumahnya
Pohon jambu dihalaman itu

Berbuah dengan lebatnya
Dan kami senang memandangnya
Angin yang lewat
Memainkan daun yang berguguran
Tiba – tiba ia bertanya
“mengapa sebuah kancing bajumu lepas terbuka?”
Aku hanya tertawa
Lalu ia sematkan dengan mesra
Sebuah peniti menutup bajuku
Sementara itu
Aku bersihkan
Guguran bungan jambu
Yang mengotori rambutnya.

melukiskan betapa kemesraan cinta merasuk ke dalam jiwa dua sejoli muda – mudi yang sedang menjalin cinta.


 4.5   Pemujaan
Pemujaan adalah salah satu wujud cinta manusia kepada Tuhannya yang diwujudkan dalam bentuk komunikasi ritual. Pemujaan kepada Tuhan merupakan bagian dari hidup manusia, karena Tuhan pencipta semesta termasuk manusia itu sendiri. Dan penciptaan semesta untuk manusia. Kecintaan manusia kepada Tuhannya dibuktikan dalam bentuk pemujaan atau sholat, sesuai dengan keyakinan masing – masing tiap pemeluk agama.


4.6    Belas Kasihan
Belas kasih, welas asih, atau kepedulian adalah emosi manusia yang muncul akibat penderitaan orang lain. Lebih kuat daripada empati, perasaan ini biasanya memunculkan usaha mengurangi penderitaan orang lain.
Banyak cara orang memberikan belas kasihan tergantung situasi dan kondisi. Ada yang memberikan uang, ada yang memberikan barang, ada yang memberikan pakaian, makanan.


4.7 Cinta kasih erotis
Cinta kasih erotis adalah kehausan akan penyatuan yang sempurna, akan penyatuan dengan seseorang lainnya. Cita kasih tersebut bersifat eksklusif, bukan universal, bahkan mungkin merupakan bentuk cinta kasih yang paling tidak dapat dipercaya.
Cinta kasih erotis sering sekali dihubungkan dengan pengalaman eksplosif berupa jatuh cinta. seseorang dapat menyatukan dirinya secara lengkap dan intensif hanya dengan satu orang lain saja.


Studi Kasus
Saya ambil dari cerita anak jalanan yang kurang  bahkan tidak pernah merasakan rasa cinta dan kasih. Banyak sekali anak jalanan yang terlahir tanpa orang tua, atau terlahir mempunyai orang tua yang tidak pernah memberikan mereka rasa kasih sayang. Karena mereka tidak pernah merasakan rasa cinta dan kasih dari orang terdekat mereka. Terkadang mereka suka berperilaku tidak sopan terhadap orang lain. Orang-orang seperti ini harus lebih diperhatikan dan diberi pengertian karena mereka bisa merugikan orang lain. Seperti contohnya mereka akan melakukan hal tercela yang dapat menyakiti perasaan orang lain tanpa memikirkan perasaan orang yang mereka sakiti hatinya karena mereka sendiri pun tidak mengerti apa arti cinta dan kasih sayang. Anak-anak seperti ini harus diarahkan dan dibimbing, dinasehati serta diberi cinta dan kasih sayang. Dengan memperhatikan mereka, mengajari mereka, mengasihi mereka, perlahan tapi pasti mereka pun akan mengerti dan merasakan kenyamanan dalam hidupnya yang selama ini selalu dipenuhi dengan rasa dengki terhadap orang lain. Dunia ini akan indah jika kita semua yang hidup didunia ini memiliki rasa cinta dan kasih terhadap sesama manusia, menghargai, memberi dan mengasihi sesama manusia, maka dunia akan terasa tentram, nyaman dan damai karena penuh cinta dan kasih sayang.



BAB 5

5.      Manusia dan Keindahan

5.1     Keindahan
Kata keindahan berasal dari kata indah, yang artinya bagus, permai, cantik, elok, molek.  Keindahan merupakan bagian dari hidup manusia. Keindahan tak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Keindahan adalah identik dengan kebenaran. Keindahan juga bersifat universal, artinya tidak terikat oleh selera perseorangan, waktu dan tempat, selera mode, kedaerahan atau lokal.
Keindahan merupakan suatu konsep yang abstrak, tidak dapat dinikmati karena tidak jelas, keindahan itu baru jelas, jika telah dihubungkan dengan sesuatu yang berwujud atau suatu karya. Dengan kata lain, keindahan itu baru dapat dinikmati jika dihubungkan dengan suatu bentuk. Keindahan hanya sebuah konsep, yang baru berkomunikasi setelah membpunyai bentuk, misalnya lukisan, pemandangan alam, tubuh yang molek, film, nyanyian.
Perbedaan antara keindahan sebagai suatu kwalita abstrak dan sebagai sebuah benda tertentu yang indah dalam bahasa inggris sering dipergunakan istilah beauty (keindahan) dan the beautiful (benda atau hal yang indah).
Pengertian keindahan yang seluas-luasnya meliputi:
-       Keindahan seni
-       Keindahan alam
-       Keindahan moral
-       Keindahan intelektual

Dalam budang filsafat, istilah nilai seringkali dipakai sebagai suatu kata benda abstrak yang berarti keberhargaan (worth) atau kebaikna (goodness). Nilai yang berhubungan dengan segala sesuatu yang tercakup dalam pengertian keindahan disebut nilai estetik.
Nilai ekstrinsik adalah sifat baik dari suatu benda sebagai alat atau sarana untuk sesuatu hal lainnya (instrumental/contributory value), yaitu nilai yang bersifat sebagai alat atau membantu. Nilai intrinsik adalah sifat baik dari benda yang bersangkutan, atau sebagai suatu tujuan, ataupun demi kepentingan benda itu sendiri.
Kontemplasi adalah dasar dalam diri manusia untuk menciptakan sesuatu yang indah. Ekstansi adalah dasar dalam diri manusia untuk menyatakan, merasakan dan menikmati sesuatu yang indah. Apabila kontemplasi dan ekstansi dihubungkan dengan kreativitas, maka komtemplasi itu faktor pendorong untuk menciptakan keindahan, sedangkan ekstansi itu merupakan faktor pendorong untuk merasakan, menikmati keindahan.


5.2     Renungan
        Renungan berasal dari kata renung, artinya diam – diam memikirkan sesuatun atau memikirkan sesuatu dalam – dalam. Renungan adalah hasil dari merenung. Berikut teori – teori dalam merenung:
(1)   Teori pengungkapan
Dalil dari teori ini adalah bahwa “Art is an expression of human feeling” (seni adalah suatu pengungkapan dari perasaan manusia). Berhubungan dengan apa yang dialami oleh seorang seniman ketika menciptakan suatu karya seni.
(2)   Teori Metafisik
Teori seni yang bercorak metafisis merupakan salah satu teori yang tertua, yaitu berasal dari Plato yang karya – karya tulisannya untuk sebagian membahas estetik filsafati, konsepsi keindahan dan teori seni. Sumber seni Plato mengemukakan suatu teori peniruan (imitation theory).
(3)   Teori Psikologis
Sebagian ahli estetik dalam abad modern menelaah teori – teori seni dari sudut hubungan karya seni dan alam pikiran penciptaannya dengan mempergunakan metode – metode psikologis. Berdasarkan psikoanalisa dikemukakan teori bahwa proses penciptaan seni adalah pemenuhan keinginan – keinginan bawah sadar dari seseorang seniman. Sebuah teori lagi yang dapat dimasukkan ke dalam teori psikologis ialah teori penandaan (signification theory) yang memandang seni senagai suatu lambang atau tanda dari perasaan manusia.


5.3  Keserasian
Keserasian berasal dari kata serasi dan dari kata dasar rasi, artinya cocok, kena benar dan sesuai benar. Kata cocok, kena dan sesuai itu mengandung unsur perpaduan, pertentangan, ukuran, dan seimbang. Berikut teori – teori keserasian:
(1)   Teori obyektif dan teori subyektif
The Liang Gie dalam bukunya garis besar estetika menjelaskan, bawa dalam mencipta seni ada dua teori yakni teori obyektif dan teori subyektif.
Teori obyektif berpendapat bahwa keindahan atau ciri – ciri yang mencipta nilai estetik adalah sifat (kualita) yag memang telah melekat pada bentuk indah yang bersangkutan, terlepas dari orang yang mengamatinya. Pengamatan orang hanyalah mengungkapkan sifat – sifat indah yang sudah ada pada sesuatu benda dan sama sekali tidak berpengaruh untuk menghubungkan.
Teori subyektif  memandang keindahan dalam suatu hubungan diantara suatu benda dengan alam pikiran seseorang yang mengamatinya seperti misalnya yang berupa menyukai atau menikmati benda itu.
(2)   Teori perimbangan
           Teori perimbangan tentang keindahan dari bangsa Yunani Kuno dulu dipahami pula dalam arti yang lebih terbatas, yakni secara kualitatif yang diungkapkan dengan angka – angka.
Studi Kasus
2.7 juta Turis Indonesia akan dirayu untuk berwisata ke malaysia


REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Pemerintah Malaysia berambisi menggaet 2,7 juta pelancong dari Indonesia selama 2011 atau meningkat 300 ribu-an orang dibandingkan 2010 melalui serangkaian kegiatan promosi dan diversifikasi produk.
Deputi Direktur Badan Promosi Pariwisata Malaysia, Departemen Pariwisata Malaysia, Norlizah Jahaya, di Jakarta, Senin, mengatakan, negeri jiran itu mengandalkan empat program yaitu belanja, kesehatan, pendidikan serta program terbaru "Malaysia is my second home" di bidang properti.
"Kita merasakan besar sekali manfaat dari sektor pariwisata dalam menghasilkan devisa atau nomor dua terbesar setelah pertambangan dengan wisatawan yang berkunjung 2010 mencapai 20-25 juta orang," ujarnya. Untuk wisatawan asal Indonesia Norlizah menyatakan, setiap orang rata-rata membelanjakan RM 2.000 dengan lama tinggal rata-rata enam hari.
Berbagai upaya dilakukan pemerintah Malaysia dalam menarik wisatawan datang ke negara itu. Di bidang kesehatan misalnya disediakan tenaga medis dari Indonesia sebagai mitra untuk memudahkan dalam menyampaikan keluhan penyakit mereka.
Di sektor kesehatan ini saja, menurut dia, nilai devisi yang didapat sangat besar terutama dari penduduk yang tinggal di Sumatera untuk berobat ke Pulau Pinang dan Malaka Malaysia. "Kalau dari Sumatera jarak kesana hanya 45 menit penerbangan, sementara dari Sumatera ke Jakarta bisa dua jam. Selain itu, biaya berobat, pelayanan serta jasa medis relatif lebih murah," ujarnya.
Di bidang pendidikan, jumlah mahasiswa Indonesia yang bersekolah ke Malaysia terus bertambah dan kini telah mencapai lebih dari 10.000 ribu orang. Berbagai bidang pendidikan di banyak universitas di Malaysia menjadi tujuan dari sebagian warga Indonesia untuk menimba ilmu dan yang favorit ada di Universitas Islam Antar Bangsa, University Kebangsaan Malaysia, Univesity Teknologi Malaysia dan lainnya.
Kini pemerintah Malaysia terus berupaya meningkatkan kunjungan wisatawan ke negara itu. Berbagai upaya promosi telah dilakukan seperti pada 25 Februari lalu di hotel JW Marriot melalui seminar tentang pariwisata Malaysia, kerjasama dengan perusahaan penerbangan, iklan di media cetak serta TV.


Benar sekali bahwa seni adalah bagian dari suatu keindahan, Karena seni adalah suatu kreatifitas dari manusia yang dibuat seindah mungkin sehingga dapat membuat orang merasa bahagia dan terhibur.
Dalam suatu keindahan, kita seharusnya lebih mengutamakan keindahan yang ada di sekitar  kita, jika itu dalam lingkungan negara, maka seharusnya kita lebih mengutamakan dan bangga akan suatu keindahan dari negara kita sendiri yaitu Indonesia.





BAB 6
6.      Manusia dan Penderitaan
6.1  Pengertian Penderitaan
Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan, ada lahir atau batin, atau lahir dan batin.
6.2  Siksaan
Dapat diartikan sebagai siksaan badan atau jasmani, dan dapat juga berupa siksaan jiwa atau rohani. Akibat dari siksaan yang dialami seseorang, maka timbullah penderitaan. Berikut adalah 3 siksaan psikis:
(1)   Kebimbangan
Dialami oleh seseorang jika ia pada suatu saat tidak dapat menentukan pilihan mana yang akan diambil. Bagi orang yang lemah berpikirnya, masalah kebimbangan akam lama dialami, sehingga siksaan itu menjadi berkepanjangan. Lain bagi orang yang kuat cara berpikirnya, ia akan cepat mengambil keputusan, sehingga kebimbangan itu akan cepat diatasi.
(2)   Kesepian
Dialami oleh seseorang yang merasa sepi dalam dirinya sendiri atau jiwanya walaupun ia berada di lingkungan keramaian. Pada umumnya orang yang dapat dijadikan “kawan duka” adalah orang yang dapat mengerti dan menghayati kesepian yang dialami oleh sahabatnya itu.
(3)   Ketakutan
Merupakan bentuk lain yang dapat menyebabkan seseorang mengalami siksaan batin. Ketakutan dapat juga timbul atau dialami seseorang walaupun lingkungannya ramai.

Phobia adalah rasa takut yang dibesar – besarkan  terletak tidak pada tempatnya. Ahli – ahli memiliki pendapat yang berbeda – beda dan banyak penderita yang mempunyai teori tentang asal mua dari ketakutan mereka. Banyak orang yang phobianya dimulai dengan suatu shock emosional atau suatu tekanan pada waktu tertentu, misalnya pekerjaan baru, kematian dalam keluarga, suatu operasi atau sakit yang serius.

6.3  Kekalutan mental
Kekalutan mental adalah gangguan kejiwaan akibat ketidakmampuan seseorang menghadapi persoalan yang harus diatasi sehingga yang bersangkutan bertingkah secara kurang wajar.
Gejala gejala permulaan seseorang mengalami kekalutan mental:
a.       Timbul pada jasmani yang sering merasakan pusing, sesak nafas, demam, neri pada lambung.
b.      Nampak pada kejiwaannya dengan rasa khawatir, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu, mudah marah
Tahap – tahap gangguan kejiwaan yaitu:
(1)   Gangguan kejiwaan nampak dalam gejala – gejala kehidupan si penderita baik jasmani maupun rohani.
(2)   Usaha mempertahankan diri dengan cara negtif, yaitu mundur atau lari, sehingga cara bertahan dirinya salah; pada orang yang tidak menderita gangguan kejiwaan bila menghadapi persoalan, justru segera memecahkan masalahnya, sehingga tidak menekan perasaannya. Jadi, bukan melarikan diri dari persoalan, tetapi melawan atau memecahkan persoalan.
(3)   Kekalutan merupakan titik patah (mental breakdown) dan yang bersangkutan mengalami gangguan.
Sebab sebab timbulnya kekalutan mental yaitu:
(a)    Kepribadian yang lemah
(b)   Terjadinya konflik sosial budaya
(c)    Cara pematangan batin

6.4  Penderitaan dan Perjuangan
Setiap manusia pasti mengalami penderitaan, baik berat maupun ringan. Penderitaan adalah bagian kehidupan manusia yang bersifat kodrati, maka dari itu terserah pada manusia itu sendiri supaya berusaha mengurangi penderitannya semaksimal mungkin, bahkan menghindari atau menghilangkan sama sekali.
Pembebasan dari penderitaan pada hakekatnya meneruskan kelangsungan hidup. Caranya adalah berjuang menghadapi tantangan hidup dalam alam lingkungan, masyarakat sekitar, dengan waspada, dan disertai doa kepada Tuhan supaya terhindar dari bahaya dan malapetaka. Manusia hanya berencana dan Tuhan yang menentukan. Kelalaian manusia merupakan sumber malapetaka yang menimbulkan penderitaan.
6.5  Penderitaan, media massa dan seniman
Media massa merupakan lat yang paling tepat untuk mengkomunikasikan peristiwa – peristiwa penderitaan manusia dengan cepat kepada masyarakat. Dengan demikian, masyarakat dapat segera menilai untuk menentukan sikap antara sesama manusia terutama bagi yang merasa simpati. Tak kalah penting nya komunikasi yang dilakukan oleh para seniman melalui karya seni, sehingga para pembaca, penontonnya dapat menghayati penderitaan sekaligus keindahan karya seni.

 6.6 Penderitaan dan sebab – sebabnya
Penyebab timbulnya penderitaan antara lain:
a.       Perbuatan buruk manusia
                           Terjadi dalam hubungan sesama manusia dan hubungan manusia dengan alam sekitarnya. Penderitaan ini bisa disebut, nasib buruk. Manusia itu sendiri yang dapat merubah nasib buruknya menjadi baik. Bedanya nasib buruk dengan takdir adalah, kalau takdir Tuhan yang menentukan sedangkan nasib buruk manusialah penyebabnya.

b.      Penyakit, siksaan / azab Tuhan
                           Dengan kesabaran, tawakal, dan optimisme manusia bisa mengatasi penderitaan yang dialaminya.
                                                                              
6.7   Pengaruh penderitaan
Orang – orang yang menglami penderitaan akan memperoleh pengaruh sikap positif maupun negatif. Sikap negatif misalnya, penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, ingin bunuh diri. Kelanjutan dari sikap tersebut akan timbul sikap anti, misalnya anti kawin atau anti tidak ingin menikah, tidak memiliki gairah hidup.
Sikap positif yaitu sikap optimis mengenai penderitaan hidup, bahwa hidup bukan rangkaian penderitaan, melainkan perjuangan membebaskan diri dari penderitaan, dan penderitaan tu hanyalah bagian dari hidup. Manusia yang memiliki sikap tersebut akan menjadi seseorang yang tidak mudah menyerah, bahkan mungkin timbul sikap keras dan anti juga, misalnya anti kawin paksa, ia berjuang menentang kawin paksa; anti kekerasan, ia berjuang menentang kekerasan.
Studi Kasus 


VIVAnews - Kematian Jang Ja Yeon sangat menyita perhatian publik Korea Selatan. Maklum saja, artis cantik ini adalah pendatang baru di dunia panggung hiburan negeri Ginseng tersebut. Jang Ja Yeon ditemukan tewas bunuh diri di rumahnya. Tewasnya Jang Ja Yeon itu menjadi pembicaraan bukan karena kematiannya saja yang sangat mengenaskan. Dia juga membawa beberapa nama orang penting dalam bisnis hiburan negara tersebut yang bertanggung jawab atas keputusannya mengakhiri hidupnya dengan jalan bunuh diri.

Jang Ja Yeon menulis alasannya bunuh diri karena adanya eksploitasi dan juga pelecehan seksual yang dialaminya selama berkarir di dunia hiburan negara tersebut.

Dalam tujuh catatan yang dibuat artis yang bermain di serial 'Boys Before Flowers' sebelum dia menghembuskan napas terakhirnya, menceritakan betapa kejamnya dunia hiburan tanah air. Dia diduga dipaksa menjadi budak seks untuk orang-orang kaya di sana demi memuluskan karirnya sebagai artis.

Jang Ja Yeon dikenal setelah kemunculannya sebagai bintang iklan televisi. Pada saat artis cantik itu meninggal dia sebenarnya sedang menunggu rilis dua filmnya. Hampir tujuh juta fans yang membuka websitenya setelah dua hari artis cantik itu meninggal pada 7 Maret 2009 lalu.


dari studi kasus diatas dapat diambil kesimpulannya ,kita sebagai mahluk sosial jika sedang mengalami masalah seberat apapun itu setidaknya kita saling berbagi dengan teman, karena mungkin saja mereka dapat membantu kita. sehingga tidak terjadi peristiwa seperti kasus bunuh diri seperti diatas.



BAB 7
7.      Manusia dan Keadilan
7.1   Pengertian Keadilan
Keadilan adalah pengakuan dan perlakuan yang seimbang antara hak dan kewajiban. Keadilan terletak pada keharmonisan menuntut hak dan menjalankan kewajiban. Keadilan merupakan keadaan bila setiap orang memperoleh apa yang menjadi haknya dan setiap orang memperoleh bagian yang sama dari kekayaan bersama.
Contohnya, seorang karyaan yang hanya menuntut hak kenaikan upah tanpa meningkatkan hasil kerjanya tentu cenderung dikatakan pemerasan. Sebaliknya, seorang majikan yang terus menerus menggunakan tenaga orang lain, tanpa memperhatikan kenaikan upah dan kesejahteraanya, maka tindakan tu lebih kepada sifat memperbudak orang atau pegawainya. Demikian, untuk memperoleh keadilan yang sejahtera, contohnya kita menuntut kenaikan upah; tentu saja kita harus berusaha meningkatkan kinerja kita. Kemudian, apabila kita menjadi majikan, kita harus memikirkan keseimbangan kerja mereka dengan upah yang diterima.




7.2   Keadilan sosial
            Sila kelima berbunyi “keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia”. Didalam dokumen lahirnya Pancasila diusulkan oleh Bung Karno adanya prinsip kesejahteraan sebagai salah satu lahirnya dasar negara. Prinsip itu dijelaskan sebagai prinsip “tidak ada kemiskinan di dalam Indonesia Merdeka”. Berdasarkan penjelasan tersebut nampaknya ada pembauran pengertian kesejahteraan dan keadilan.
Bung Hatta mengraikan mengenai sila “keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia” menulis sebagai berikut “keadilan sosial adalah langkah yang menentukan untuk melaksanakan Indonesia yang adil dan makmur”. Kemudian diuraikan lagi, bahwa para pemimpin Indonesia yang menyusun UUD 1945 percaya bahwa cita – cita keadilan sosial dalam bidang ekonomi ialah dapat merata diuraikan secara terperinci.
5 wujud keadilan sosial yang diperinci dalam perbuatan dan sikap yaitu:
1)   Perbuatan luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan  kegotongroyongan.
2)   Sikap adil terhadap sesama, menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban serta menghormati hak hak orang lain.
3)   Sikap suka memberi pertolongan kepada orang yang memerlukan.
4)   Sikap suka bekerja keras.
5)   Sikap menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat untuk mencapai kemajuan dan kesejahteraan bersama.
8 jalur pemerataan yang merupakan asas keadilan sosial, adalah:
1)   Pemeratan pemenuhan kebutuhan pokok rakyat banyak khususnya pangan, sandang, perumahan.
2)   Pemerataan memperoleh pendidikan dan pelayanan kesehatan.
3)   Pemerataan pembagian pendapatan.
4)   Pemerataan kesempatan kerja.
5)   Pemerataan kesempataan berusaha.
6)   Pemerataan kesempatan berpartisipasi dalam pembangunan khususnya bagi generasi muda dan kaum wanita.
7)   Pemerataan penyebaran pembangunan diseluruh wilayah tanah air.
8)   Pemerataan kesempatan memperoleh keadilan.




7.3   Berbagai macam keadilan
Berikut adalah macam – macam keadilan:
A)   Keadilan Legal atau Keadilan Moral
B)   Kadilan distribusi
C)   Keadilan Komutatif
D)   Kejujuran
E)   Kecurangan
F)   Pemulihan nama baik.
G)   Pembalasan.

7.4   Kejujuran
Artinya apa yang dikatakan seseorang sesuai dengan hati nuraninya apa yang dikatakannya sesuai dengan kenyataan yang ada. Jujur juga berarti seseorang bersih hatinya dari perbuatan – perbuatan yang dilarang oleh agama dn hukum. Makan dari itu Ada istilah seperti ini, “apa yang dikatan harus sama dengan perbuatannya”.
Pada hakekatnya jujur atau kejujuran dilandasi oleh kesadaran moral yang tinggi, kesadaran pengakuan akan adanya sama hak dan kewajiban, serta rasa takut terhadap kesalahan atau dosa. Kesadaran moral adalah kesadaran tentang diri kita sendiri karena kita melihat diri kita sendiri berhadapan dengan hal baik buruk.

7.5   Kecurangan
Artinya apa yang diinginkan tidak sesuai dengan hati nuraninya. Kecurangan menyebabkan manusia menjadi serakah, tamak, ingin menimbun kekayaan yang berlebihan dengan tujuan agar dianggap sebagai orang yang paling hebat, paling kaya dan senang bila masyarakat disekelilingnya hidup menderita.
Berbagai macam sebab orang melakukan kecurangan. Ditinjau dari hubungan ,manusia dengan alam sekitarnya, ada 4 aspek:
1)             Aspek kebudayaan.
2)             Aspek peradaban.
3)             Aspek teknik.
Apabila keempat aspek tersebut dilaksanakan secara wajar, maka segala sesuatunya akan berjalan lancar sesuai dengan norma – norma moral atau norma hukum.

7.6   Perhitungan (HISAB) dan Pembalasan
Pembalasan ialah suatu reaksi atas perbuatan orang lain. Reaksi itu dapat berupa perbuatan serupa dan seimbang, tingkah laku yang serupa dan seimbang. Pembalasan frontal yaitu dengan melakukan serangan langsung seperti kata – kata kasar bahkan menjadi perlawanan fisik, perhitungan di muka bumi hukum dengan mematuhi peraturan, bersaing dimuka hukum antara yang dilaporkan dan pihak pelapor.

7.7      Pemulihan Nama Baik
Nama baik adalah nama yang tidak tercela. Nama baik merupakan tujuan orang hidup. Penjagaan nama baik sangan erat hubungannya dengan tingkah laku atau perbuatan. Maksud dari tingkah laku disini adalah cara berbahasa, cara bergaul, soapan santun, disiplin pribadi, cari menghadapi orang, perbuatan – perbuatan yang dihalalkan agama.
Hakekat pemulihan nama baik sesuai kodrat manusia, yaitu:
a)      Manusia menurut sifat dasarnya adalah makhluk moral.
b)      Ada aturan – aturan yang berdiri sendiri yang harus dipatuhi manusia untuk mewujudkan dirinya sendiri sebagai pelaku moral tersebut.
Pada Hakekatnya, pemulihan nama baik adalah kesadaran manusia akan segala kesalahannya; bahwa apa yang diperbuatnya tidak sesuai dengan ukuran moral atau tidak sesuai dengan akhlak.

7.8     Pembalasan
Pembalasan ialah suatu reaksi atas perbuatan orang lain, reaksi tersebut dapat berupa perbuatan yang serupa dan seimbang, tingkah laku yang serupa dan seimbang.
Contohnya, X  memberikan makanan kepada Y. Dilain kesempatan Y memberikan minuman kepada X. Perbuatan tersebut merupakan perbuatan serupa, dan ini termasuk pembalasan.
Pembalasan disebabkan oleh adanya pergaulan. Pergaulan yang bersahabat mendapat balasan yang bersahabat. Sebaliknya, pergaulan yang penuh kecurigaan menimbulkan balasan yang tidak bersahabat pula.


Studi Kasus
Dalam pancasila juga telah disebutkan bahwa “keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”, namun kenyataannya apa sekarang bangsa kita telah mengamalkan sila tersebut? Mungkin sebagian orang ada yang sudah mengamalkannya, dan ada pula sebagian orang yang belum atau tidak mengamalkannya.
Sudah jelas seluruh rakyat Indonesia mendapatkan keadilan, tapi kenapa keadilan hanya bisa dirasakan oleh orang-orang yang “diatas” saja, mengapa orang-orang yang hidupnya lebih dari kekurangan tidak dapat merasakan keadilan.
Banyak yang bilang, keadilan, kemakmuran, kesejahteraan hanya milik orang-orang yang berduit dan berkuasa, mereka tidak melihat keadaan disekitar meraka. Mereka hanya mementingkan diri mereka sendiri. Sementara si A sibuk dengan menghambur-hamburkan uang juta rupiah sedangkan si B sibuk mencari botol plastik untuk menyambung hidupnya, apakah itu yang dinamakan adil?
Mereka butuh perhatian lebih, bukan semata-mata hanya karena uang saja. Mereka butuh kehidupan yang layak seperti kebanyakan orang, memiliki rumah sendiri, bisa memenuhi kebutuhannya sehari-hari, mendapatkan pendidikan yang cukup. Ini bukan salah si A atau si B, tapi ini menuntut kita untuk memiliki rasa keadilan dan kepedulian yang tinggi untuk mengurangi beban meraka.


Keadilan memang harus dimiliki dalam diri suatu bangsa, tidak hanya bangsanya saja yang bersikap adil tetapi juga pelakunya. Keadilan adalah dambaan setiap orang, ingin diperlakukan adil sebagaimana yang lainnya, tidak ada kata perbedaan. Indonesia termasuk negara yang memiliki berbagai jenis kebudayaan, ras, agama, dll. Namun semua itu diperlakukan secara adil, tidak ada yang pilih kasih. Mau dia orang kaya raya, mapan, berkelebihan atau dia orang yang memiliki kekurangan semua diperlakukan adil. Jika keadilan ini terwujud semestinya, maka ketertiban dan kedamaian akan menjadi balasan atas apa yang kita perbuat.




DAFTAR PUSTAKA
Sumber: Seri Diktat Kuliah MKDU: Ilmu Budaya Dasar karya Widyo Nugroho dan Achmad Muchji, Universitas Gunadarma
http://www.politeknik-lp3i-bandung.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=723:manusia-dan-keadilan&catid=43:komunikasi&Itemid=141/15Desember2012




BAB 8
Manusia dan Pandangan Hidup
Pengertian Pandangan Hidup dan Ideologi
Pandangan Hidup adalah pendapat / argument seseorang untuk dijadikan sebagai pegangan, arahan seseorang ketika hidup di dunia. pandangan hidup timbul tidak dengan tiba- tiba, melainkan melalui proses, yaitu proses kehidupan yang dilakukan secara berangsur – angsur selama seseorang hidup didunia sehingga dapat dikatakan nyata adanya.
Berikut adalah macam – macam sumber pandangan hidup:
1.   Pandangan Hidup yang berasal dari agama, artinya mutlak kebenarannya.
2.   Pandangan hidup berupa Ideologi, artinya dapat disesuaikan dengan kebudayaan dan norma dari negara tersebut.
3.   Pandangan hidup hasil renungan, yaitu relatif kebenarannya.

Pandangan hidup muslim ada pada Kitab suci Al-qur’an yang sudah diperintahkan oleh Allah, agar umat muslim dspat menjalankan perintah-Nya dan menjauhi Larangan-Nya maka dari itu dijadikan pedoman hidup umat muslim khususnya.
Pandangan hidup ideologi adalah pandangan yang diterima dari orang – orang yang tergabung dalam suatu organisasi. Ideologi itu sendiri adalah gabungan antara pandangan hidup yang merupakan nilai – nilai yang tekah melekat dari suatu bangsa serta Dasar negara yang memliliki falsafah yang menjadi pedoman hidup suatu bangsa.
Cita – cita
Menurut kamus umum Bahasa Indonesia, cita – cita adalah keinginan, harapan, tujuan yang selalu ada dalam pikiran. Keinginan maupun harapan tentunya yang baik, untuk kemajuan dimasa depan atau masa mendatang dan bertekad untuk tercapai semua keinginan, maka dari itu dibutuhkan usaha untuk mencapainya. Cita – cita dapat disebut sebagai pandangan hidup dimasa depan atau masa mendatang. Contohnya, seorang anak bercita – cita ingin menjadi seorang Polisi, biasanya keinginan itu timbul karena misalnya seorang ayahnya yang kebetulan menjadi seorang polisi, maka si anak berkeinginan untuk bisa menjadi seperti ayahnya. Anak tersebut belum mulai menempuh pendidikan atau dengan kata lain belum sekolah, belum bisa berpikir dengan baik, sehingga cita-cita itu hanya menjadi sebuah angan – angan karena si anak belum bisa berusaha untuk mencapai cita – citanya.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi tercapainya suatu cita – cita:
a.   Faktor manusia
Dengan faktor ini, artinya cita – cita tersebut dapat tercapai tergantung dari manusia itu sendiri. Jadi, harus disesuaikan dengan usahanya, kalau ingin cita – citanya tercapai maka harus semangat dan terus berusaha untuk mencapainya. Jika sebaliknya, maka cita – cita itu hanya akan menjadi angan – angan dan tidak akan tercapai.
b.   Faktor kondisi
Faktor ini juga mempengaruhi tercapainya cita – cita. Kondisi atau keadaan yang dapat dikatakan mampu secara finansial memungkinkan suatu cita – cita akan tercapai. Begitu pun sebaliknya, akan menghambat tercapainya cita – cita tersebut. Kondisi yang dimaksud disini salah satunya adalah masalah finansial.
c.   Faktor tingginya cita – cita
Dari faktor ini sangat berhubungan dengan Faktor manusia dan faktor kondisi. Sebagaimana kita tahu, ada perkataan “gapailah cita – citamu setinggi langit”, tapi ini semua dikembalikan lagi dengan faktor manusianya dan kondisi yang dialami. Misalnya walaupun seseorang memiliki cita – cita yang tinggi dan kebetulan berada dalam keluarga yang berkecukupan artinya apa yang diminta selalu cepat terpenuhi, tapi jika tidak diimbangi dengan keinginan yang sungguh - sungguh serta berusaha, tidak mungkin cita – citanya akan tercapai. Begitu pun sebaliknya, jika seseorang itu berada dalam kondisi keluarga yang kurang mampu, kemudian ia memiliki semangat dan keinginan yang gigh untuk mencapai cita – cita, bisa jadi akan diberi jalan oleh Tuhan. Pada intinya bercita citalah sesuai dengan kemampuan.
Kebajikan
Kebajikan atau kebaikan, tentunya perbuatan yang baik, sikap yang baik, perilaku yang baik. Perbuatan Kebajikan sama saja dengan perbuatan moral, sesuai dengan norma atau etika yang berlakuaku. Sebenarnya kodrat manusia adalah pribadi yang baik, tetapi mengapa kita sering melihat atau berpendapat orang itu jahat, orang itu baik. Semua tanggapan itu muncul berdasarkan tingkah laku seseorang yang kita pandang. Tingkah laku itu bersumber pada pandangan hidup dsn tercermin melalui suara hati. Suara hati itu seperti bisikan dari dalam hati yang mendesak seseorang untuk menimbang dan menentukan baik buruknya suatu ptindakan atau tingkah laku. jika perasaan kita benci, iri, nah dengan sendirinya akan terpancar ke dalam tingkah laku bisa menjadi jahat, begitu pun sebaliknya jika perasaan kita senang, bahagia maka tingkah laku pun akan menjadi baik, ramah terhadap orang – orang disekeliling kita.
Faktor – faktor yang menentukan tingkah laku setiap orang:
1.    Pembawaan (Heriditas)
Pembawaan merupakan sifat yang diturunkan oleh orang tuanya dan sudah ada sejak manusia berada di dalam kandungan.
2.   Lingkungan (environment)
Lingkungan yang membentuk seseorang berada di faktor kedua dan terjadi setelah seorang anak lahir. Lingkungan yang akan membentuk jiwa / pribadi seseorang, diantaranya keluarga, sekolah dan masyarakat. Dalam lingkungan keluarga, dibantu oleh orang tua dalm membentuk pribadi yang baik, orang tua maupun keluarga yang lebih tua hendaknya menjadi teladan yang baik untuk si anak atau orang yang lebih muda, sehingga si anak dapat dengan sendirinya membentuk pribadi yang baik. Dalam lingkungan sekolah, yang menjadi panutan adalah seorang guru, sedangkan teman – temannya ikut serta. Dalam lingkungan masyarakat, yang menjadi panutan adalah tokoh masyarakat mulai dari anak – anak hingga dewasa.
Faktor ketiga yang menentukan tingkah laku seseorang adalah pengalaman baik maupun buruk yang diperolehnya selama hidup. Belajar hidup dari pengalaman merupakan pembentukan budaya dalam diri seseorang.

Usaha /Perjuangan
Usaha / perjuangan adalah suatu tindakan kerja keras untuk mencapai suatu tujuan atau cita – cita. Setiap orang harus dan perlu kerja keras jika ingin mendapatkan sesuatu, di dunia ini tidak ada yang instant, pasti perlulah suatu perjuangan.
Kerja keras tersebut dapat dilakukan berupa dengan otak / ilmu maupun dg tenaga / jasmani atau kedua – duanya. Misalnya para ilmuan, pelajar, mahasiswa bekerja dengan otaknya untuk menghasilkan penemuan yang sempurna, untuk mendapatkan IPK yang tinggi. sedangkan bagi petani untuk mengolah sawah dengan baik, mendapatkan hasil tani yang baik, bahan pangan yang baik mereka menggunakan tenaganya.
Pada dasarnya kerja keras salah satu sikap menghargai dan meningkatkan harkat dan martabat manusia. Sebaliknya jikaorang bermalas – malasan akan membuat dirinya miskin, dan berarti menjatuhkan harkat dan martabatnya.
Dalam Al-Qur’an surat Ar – Ra’du ayat 11 Allah berfirman: “Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum, kecuali jika merea mengubah keadaan diri mereka sendiri”. Jadi, manusia haruslah bekerja keras untuk memperbaiki nasibnya sendiri.

Keyakinan / Kepercayaan
Menurut Prof. Dr. Harun Nasution, ada tiga alira filsafat yaitu:
a.   Aliran Naturalisme
Kekuatan Gaib. Aliran ini pada intinya pendapat, mungkin ada Tuhan mungkin juga tidak ada Tuhan. Semua itu kita kembalikan lagi pada keyakinan. Keyakinan yang ada dalam hati kita, yakin jika Tuhan itu ada, maka kita katakan ada. Tetapi jika sebaliknya, maka kita pun akan katakan tidak ada Tuhan.
b.   Aliran intelektualisme
Dasar aliran ini adalah logika / akal. manusia paling mengutamakan akal. melalui akal, manusia dapat berpikir . berpikir mana yang baik dan buruk. Akal berasal dari bahasa Arab, artinya kalbu, yang berpusat di hati, sehingga timbul istilh “hati nurani”, artinya daya rasa.
c.   Aliran Gabungan
Dasar aliran ini adalah kekuatan gaib dan juga akal atau gabungan dari Aliran naturalisme dan Aliran intelektualisme.Kekuatan gaib adalah kekuatan yang berasal dari Tuhan, yakin dan percaya bahwa Tuhan itu ada. Sedangkan Akal adalah pemikiran atau logika untuk menentukan mana yang aik dan mana yang buruk.
Langkah – Langkah Berpandangan Hidup Yang Baik
1.   Mengenal
Mengenal apa itu pandangan hidup. Kita semua harus sadar dan percaya bahwa pasti setiap manusia memiliki pandangan hidup sejak lahir. Kita sebagai makhluk bernegara dan beragama pastilah juga memiliki pandangan hidup, misalnya bagi yang beragama islam, pandangan hidupnya adalah Al-Qur’an dan Hadist.
2.   Mengerti
Mengerti pada pandangan hidup itu sendiri. Rakyat Indonesia dalam bernegara pandangan hidupnya adalah Pancasila, tentulah kita harus mengerti apa itu pancasila dan bagaimana mengatur kehidupan rakyat indonesia dalam bernegara. Begitu pun juga dengan Umat manusia yang beragama islam berpandangan Al-Qur’an dan Hadist. Seharusnya kita mengerti al-qur’an dan hadist serta bagaimana mengatur kehidupan umat manusia.
3.   Menghayati
Dengan menghayati pandangan hidup kita memperoleh gambaran yang tepat dan benar mengenai kebenaran pandangan hidup itu sendiri. Menghayati nilai – nilai yang terkandung di dalamnya.
4.   Meyakini
Merupakan satu hal untuk mendapatkan suatu kepastian dalam mencapai suatu tujuan.
5.   Mengabdi
Kita akan dapat merasakan manfaatnya. Perwujudan manfaat mengabdi inidapat dirasakan oleh pribadi kita sendiri. Manfaat ini dapat terwujud selama hidup dan sesudah meninggal yaitu di Akhirat.
6.   Mengamankan

Referensi:
Sumber: Seri Diktat Kuliah MKDU: Ilmu Budaya Dasar karya Widyo Nugroho dan Achmad Muchji, Universitas Gunadarma

Tidak ada komentar:

Posting Komentar