Nama : Nuri Eka Wahyumiati
Kelas : 1EA17
NPM : 15212498
BAB 1
1.
TINJAUAN
TENTANG ILMU BUDAYA DASAR
1.1 IBD sebagai bagian dari MKDU
Ilmu budaya dasar
merupakan salah satu komponen dari sejumlah mata kuliah dasar umum (MKDU) yang
merupakan mata kuliah wajib di semua perguruan tinggi, baik yang sifatnya
eksakta maupun yang non eksakta.
Mahasiswa sekarang ini,
banyak yang sudah melupakan budaya di negaranya sendiri, bahkan diantara mereka
lebih menyukai untuk mengikuti budaya luar, sikap dan moral mahasiswa mwnjadi
menurun, serta gaya hidup juga sudah meniru kebarat-baratan. Jadi, dengan
mewajibkan ilmu budaya dasar sebagai mata kuliah dasar umum diharapkan
mahasiswa khususnya, dapat lebih mengenal budayanya sendiri dan diterapkan
dalam kehidupan sehari – hari.
Secara khusus MKDU
bertujuan untuk menghasilkan warga negara sarjana yang berkualifikasi sebagai
berikut:
1. Berjiwa
Pancasila sehingga segala keputusan serta tindakannya mencerminkan pengamalan
nilai – nilai pancasila dan memiliki integritas kepribadian yang tinggi, yang
mendahulikan kepentingan nasional dan kemanusian sebagai sarjana Indonesia.
2. Takwa
terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Bersikap dan bertindak sesuai dengan ajaran
agamanya, dan memiliki tenggang rasa terhadap pemeluk agama lain.
3. Memiliki
wawasan komprehesif dan pendekatan integral di dalam menyikapi permasalahan
kehidupan baik sosial, ekonomi, politik, kebudayaan, maupun pertahanan
keamanan.
4. Memiliki
wawasan budaya yang luas tentang kehidupan bermasyarakat dan secara bersama –
sama mampu berperan serta meningkatkan kualitasnya, maupun lingkungan alamiah
dan secara bersama – sama berperan didalam pelestariannya.
Demikian, pendidikan umum yang menitik beratkan pada
usaha untuk mengembangkan kepribadian mahasiswa, pada dasarnya berbeda dengan
mata kuliah - mata kuliah bantu yang bertujuan untuk menopang keahlian
mahasiswa dalam disiplin ilmunya.
1.2
Pengertian Ilmu Budaya Dasar
Ilmu Budaya Dasar
adalah pengetahuan yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan
pengertian umum tentang konsep – konsep yang mengkaji masalah – masalah manusia
dan kebudayaan.
Istilah Ilmu budaya
dasar dikembangkan dari kata Basic Humanitiesm berasal dari bahasa inggris “The
Humanities”. Humanities berasal dari kata Humanus berarti manusia, berbudaya,
dan halus. Dengan mempelajari The Humanities, diharapkan dapat menjadi
seseorang yang lebih manusiawi, lebih berbudaya, dan lebih halus. The
Humanities berkaitan dengan nilai – nilai manusia sebagai Homo Humanus atau
manusia berbudaya.
Garis besar tentang
pengetahuan kebudayaan dengan ilmu budaya dasar. Pengetahuan kebudayaan
mencakup keahlian (disiplin) seni dan filsafat. Kemudian, keahliah ini dapat
dibagi menjadi bidang keahlian lain seperti, senitari, seni musik, seni rupa,
dll. Sedangkan ilmu budaya dasar menggunakan pengertian – pengertian yang
berasal dari berbagai bidang pengetahuan budaya untuk mengembangkan wawasan
pemikiran dan kepekaan untuk mengkaji permasalahan manusia dan kebudayaan.
Perbedaan ilmu budaya
dasar dengan pengetahuan budaya. Ilmu budaya dasar dalam bahasa inggris disebut
Basic Humanities, sedangkan pengetahuan budaya dalam bahasa inggris
disebut The Humanities. Pengetahuan budaya mengkaji masalah nilai –
nilai manusia sebagai makhluk berbudaya (Homo Humanus). Ilmu budaya dasar yaitu
pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep – konsep yang dikembangkan
untuk mengkaji masalah manusia dan budaya.
Prof. Dr. Harsya
Bachtiar mengemukakan bahwa ilmu dan pengetahuan dikelompokkan dalam tiga
kelompok besar, yaitu:
1. Ilmu
– ilmu Alamiah (natural science)
Bertujuan mengetahui
keteraturan – keteraturan yang ada di alam semesta. Untuk mempelajarinya
digunakan metode ilmiah.yang termasuk ilmu – ilmu ilmiah seperti, fisika,
kimia, biologi, kedokteran, mekanika.
2. Ilmu
– ilmu Sosial (social science)
Bertujuan mengetahui
keteraturan – keteraturan tentang hubungan antar manusia. Untuk mempelajarinya
digunakan metode ilmiah pinjaman dari ilmu – ilmu ilmiah. Yang termasuk ke
dalam ilmu – ilmu sosial yaitu, ilmu sosiologi, sosiologi hukum, antropologi
sosial ekonomi, demografi politik, psikologi.
3. Pengetahuan
Budaya (the humanities)
Bertujuan memahami dan
mencari arti kenyataan yang bersifat manusiawi. Untuk mempelajarinya
menggunakan metode pengungkapan peristiwa – peristiwa dan pernyataan –
pernyataan yang bersifat unik, kemudian di beri arti dang dituangkan kedalam
tulisan – tulisan.
1.3 Tujuan Ilmu Budaya Dasar
Pemberian mata kuliah
ilmu budaya dasar salah satu usaha yang diterapkan untuk memberikan pengetahuan
dasar dan pengertian konsep – konsep yang mengkaji masalah – masalah manusia
dan kebudayaan. Ilmu budaya dasar juga dipelajari untuk mengembangkan
kepribadian mahasiswa dengan cara menambah wawasan pemikiran tentang nilai –
nilai budaya yang berhubungan dengan orang lain dan alam sekitarnya, maupun
berhubungan dengan diri sendiri.
Untuk bisa menjangkau
tujuan tersebut, Ilmu Budaya dasar diharapkan dapat:
1. Mengusahakan
penjaman kepekaan mahasiswa terhadap lingkungan budaya, sehingga mereka lebih
mudah menyesuaikna diri dengan lingkungan yang baru terutama untuk kepentingan
profesi mereka di masyarakat.
2. Memberi
kesempatan kepada mahasiswa untuk memperluas wawasan mereka tentang masalah
kemanusiaan dan budaya serta mengembangkan daya kritis mereka terhadap dua
permasalahan tersebut.
3. Mengusahakan
agar mahasiswa sebagai calo pemimpin bangsa dan negara serta ahli dalam bidang
disiplin yang ketat. Usaha ini terjadi karena runang lingkup pendidikan kita
teramat sempit sehingga manusia memiliki pandangan yang kurang luas.
4. Mengusahakan
wahana komunikasi para akademisi agar mereka lebih mampu berdialog satu sama
lain.dengan memiliki bekal ini, diharapkan para akademisi dapat lebih mudah dan
lancar berkomunikasi satu sama lain.
1.4 Ruang Lingkup Ilmu Budaya Dasar
Dua masalah pokok yang
dapat menjadi pertimbangan untuk kajian mata kuliah ilmu budaya dasar:
1. Secara
keseluruhan diberbagai aspek kehidupan merupakan masalah kemanusiaan dan budaya
yang dapat dilihat dengan menggunakan pangetahuan budaya (The Humanities), baik
dari segi masing – masing keahlian (disiplin) didalam budaya, maupun secara
gabungan (antar bidang) diberbagai disiplin dan pengetahuan budaya.
2. Hakekat
manusia yang unuversal, akan tetapi beraneka ragam perwujudannya, dalam
kebudayaan yang disesuaikan dengan jaman dan tempat. Dalam memandang dang
menghadapi alam semesta, sosial dan budaya, manusia tak hanya menampakkan
kesamaan – kesamaan, akan tetapi juga ketidaksamaan yang diwujudkan dengan
tidak seragam, seperti terlihat ekspresinya pada ungkapan, pikiran, perasaan dan tingkah laku
dan hasil kelakuan mereka dalam berbagai bentuk dan coraknya masing – masing.
Melihat kedua masalah
ini untuk mengkaji dengan ilmu budaya dasar, sudah jelas bahwa manusia berada
di posisi sentral, dalam pengkajian. Manusia tidak sebagai subjek tetapo objek
pengkajian. Bagaimana manusia dengan alam, dengan sesama manusia, dirinya
sendiri, nilai – nilai manusia dan bagaimana pula hubungan manusia dengan Tuhan
menjadi tema sentral dalam ilmu budaya dasar.
Berikut 8 pokok bahasan
IBD yang akan dikembangkan:
v Manusia
dan cinta kasih
v Manusia
dan keindahan
v Manusia
dan penderitaan
v Manusia
dan keadilan
v Manusia
dan pandangan hidup
v Manusia
dan tanggung jawab serta pengabdian
v Manusia
dan kegelisahan
v Manusia
dan harapan
BAB 2
2.
Manusia
dan kebudayaan
2.1 Manusia
Dua pandangan untuk
menjelaskan tentang unsur – unsur yang membangun manusia, sebagai berikut:
1. Manusia
terdiri dari empat unsur yang saling terkait, yaitu:
a. Jasad
=> fisik manusia yang dapat dilihat, diraba, ditempatkan sesuai
keberadaannya.
b. Hayat
=> terdapat tanda – tanda hidup di dalam tubuhnya, biasanya terlihat dari
geraknya.
c. Ruh
=> daya yang bekerja secara spiritual dan tidak terlihat dengan kasat mata,
dan memahami kebenaran, kemampuan mencipta yang menjadi pusat lahirnya
kebudayaan.
d. Nafs
=> kesadaran tentang diri sendiri.
2. Manusia
sebagai suatu kepribadian yang mengandung tiga unsur, yaitu:
§ Id,
merupakan libido murni, energi psikis yang menunjukkan ciri alami yang
irrasional dan berhubungan dengan sex. Id tidak berhubungan dengan lingkungan
luar diri, tetapi berhubungan dengan struktur lain kepribadian yang pada
gilirannya menjadi mediator antara insting Id dengan dunia luar.
§ Ego,
bagian atau struktur kepribadian yang pertama kali dibedakan dari Id. Ego
disebut juga sebagai kepribadian “eksekutif” karena peranannya dalam
menghubungkan energi Id ke dalam saluran sosial yang dapat dimengerti oleh
orang lain.
§ Superego,
struktur kepribadian yang paling akhir, muncul kira – kira usia lima tahun. Superego
terbentuk dari lingkungan eksternal.
2.2 Hakekat Manusia
Manusia adalah makhluk
ciptaan Tuhan, yang derajatnya sangat tinggi. makhluk yang memiliki tenaga
dalam yang dapat menggerakkan hidupnya untuk memenuhi kebutuhannya. Individu
yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah laku
intelektual dan sosial, yang mampu mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif
mampu mengatur dan mngontrol dirinya dan mampu menentukan nasibnya. Individu
yang dalam hidupnya dimanfaatkan untuk melakukan semua aktivitas untuk masa
depannya, membantu orang – orang disekitarnya.
Kesempurnaan yang
dimiliki manusia terletak pada adab dan budayanya, karena manusia memiliki
akal, perasaan dan hawa nafsu yang diberikan oleh penciptaNya. Dengan adanya
akal, manusia dapat menciptakan ide – ide cemerlang yang bisa dituangkan
kedalam karya – karyanya, misalnya membuat sebuah teknologi baru yang bermanfaat
bagi masyarakat. Dengan adanya perasaan, manusia mampu menciptakan kesenian,
manusia bisa saling menghargai dengan manusia yang lain, perasaan itu bersifat
suka dan tidak suka, sedih dan senang, dll. Perasaan yang ada dalam diri
manusia ada dua macam, yaitu perasaan inderawi dan perasaan rohani. Perasaan
inderawi adalah rangsangan jasmani melalui pancaindra, tingkatnya rendah dan
terdapat pada manusia atau binatang. Perasaan rohani adalah perasaan luhur yang
hanya ada pada manusia.
2.3
Kepribadian
Bangsa Timur
Kepribadian bangsa
timur pada umumnya memiliki rasa toleransi yang tinggi dan sangat identik
dengan benua Asia khususnya Indonesia. Bangsa timur cenderung lebih terbuka dan
ramah tamah serta lebih bersahabat, sebagai contoh yaitu Indonesia. Kepribadian
bangsa timur teramat menjunjung tinggi nilai kesopanan dibanding dengan budaya
barat. Bangsa timur memiliki kepedulian yang sangat bagus dengan orang lain,
saling tolong menolong, dan kebanyakan dari bangsa timur mayoritas
masyarakatnya sangat agamis.
Dilihat dari segi
fisiknya, bangsa timur sebagian besar berambut hitam, berkulit awo matang dan
ada pula yang berkulit putih, bermata sipit. Mayoritas penduduknya memeluk agam
islam dan benar – benar menjunjung norma – norma yang berlaku, namun sekarang
banyak masyarakat dari bangsa timur yang terkontaminasi oleh budaya barat, dari
segi berpakaian, kurang sopan, terpengaruh melalui media cetak maupun
elektronik. Tidak semua budaya barat itu membuat rendah martabat bangsa timur,
seperti contohnya telepon genggam, komputer jinjing, dll. Budaya barat tersebut
menjadikan manfaat bagi bangsa timur.
Pada akhirnya tidak
semua budaya yang terdapat di bangsa timur baik dibanding bangsa barat atau
sebaliknya. Semua merata, ada baik, ada buruk, tergantung bagaimana si individu
itu sendiri menyikapi dengan adanya budaya dari bangsa barat.
Berikut adalah bagan
psiko-sosiogram manusia:
Penjelasan:
Ø No.
7 dan 6 => sebagai daerah tak sadar dan sub sadar. Tak sadar karena memang
sudah tertanam sudha melekat di dalam diri manusia dan tak mampu disadari
bahkan oleh manusia itu sendiri. Sub sadar karena sewaktu – waktu unsur – unsur
yang sudah tertanam bisa meledak keluar lagi dan mengganggu kebiasaan sehari –
hari.
Ø No.
5 => kesadaran yang tidak dinyatakan, pikiran – pikiran dan gagasan yang ada
disimpan sendiri oleh manusia tersebut dan tidak ada seorang pun yang dapat
mengetahuinya.
Ø No.
4 => kesadaran yang dinyatakan, manusia mengungkapkan kepada orang lain apa
yang ada di pikirannya seperti perasaan, pengetahuan, dsb.
Ø No.
3 => lingkaran hubungan pertemanan, manusia memiliki seseorang atau sesuatu
yang dianggap bisa menjadi curahan hati dan tempat untuk meminta bantuan. Tidak
hanya manusia saja, tetapi apa yang ada dalam lingkaran ini, seperti benda,
dll.
Ø No.
2 => lingkaran hubungan berguna, dianalogikan hubungan dengan dosen,
pedagang, dan pembeli.
Ø No.
1 => lingkungan dunia luar yang berarti pikiran dan gagasan manusia tentang
berbagai macam hal.
Ø No.
0=> lingkungan dunia luar yang berarti tentang pendapat dan pikiran
seseorang tentang dunia atau daerah yang belum pernah dikunjungi atau dijumpai.
2.4
Pengertian
Kebudayaan
Kebudayaan berasal dari
kata bahasa sansekerta “budhayah”, yaitu hal – hal yang berkaitan dengan budi
dan akal manusia. Defini kebudayaan adalah sesuatu yang akan mempengaruhi
tingkat pengetahuan dan waasan manusia meliputi sistem ide tau gagasan yang
terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari – hari
kebudayaan bersifat abstrak. Kebudayaan dapat dinikmati dengan seluruh pancaindera
kita, seperti lagu, tari, dan bahasa merupakan salah salah satu bentuk
kebudayaan yang dapat kita rasakan langsung.
Seorang antropolog yaitu E.B.Tylor (1871) mendefinisikan
kebudayaan sebagai berikut:
Kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan,
kesenian, moral, hukum, adat istiadat dan kemampuan – kemampuan lain serta
kebiasaan – kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
Selo Sumarjan dan Soelaeman Soemardi merumuskan kebudayaan
sebagai semua hasil karya, rasa dan cipta masyarakat.
Sultan Takdir Alisyahbana mengatakan bahwa kebudayaan
adalah manifestasi dari cara berpikir,
Koentjaraningrat mengatakan, bahwa kebudayaan
antara lain berarti keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus
dibiasakannya dengan belajar beserta keseluruhan dari hasil budi pekertinya.
A.L Krober dan C.Kluckhon mengatakan, bahwa kebudayaan
adalah manifestasi atau penjelman kerja jiwa manusia dalam arti seluas –
luasnya.
C.A. Van Peursen, mengatakan, bahwa dewasa ini
kebudayaan diartikan sebagai manifestasi kehidupan setiap orang, dan kehidupan
setiap kelompok orang – orang, berlainan dengan hewan – hewan, maka manusia
tidak hidup begitu saja ditengah malam, melainkan selalu mengubah alam.
Kroeber dan Klukhon mendefinisikan kebudayaan; kebudayaan
terdiri atas berbagai pola, bertingkah laku mantap, pikiran, perasaan dan
reaksi yang diperoleh dan terutama diturunkan oleh simbol – simbol yang
menyusun pencapaiannya secara tersendiri dari kelompok – kelompok manusia,
termasuk didalamnya berwujud benda – benda materi, pusat esensi kebudayaan
terdiri atas tradisi dan cita – cita atau paham, terutama keteriktan terhadap
nilai –nilai.
2.5
Unsur
– unsur Kebudayaan
Tujuh unsur kebudayaan universal, yaitu:
1. Sistem
Religi
Kepercayaan manusia
terhadap adanya Sang Maha Pencipta yang hadir karena kesadaran bahwa ada zat
yang lebih dan Maha Kuasa.
2. Sistem
Organisasi Kemasyarakatan
Sistem yang hadir
karena kesadaran manusia bahwa walaupun diciptakan sebagai makhluk yang paling
sempurna, tetapi masing – masing individu memiliki kelebihan dan kelemahan yang berbeda – beda maka dari
tiu harus ada rasa berorgansasi dan bersatu.
3. Sistem
Pengetahuan
Sistem yang terlahir
karena setiap manusia pasti memiliki akal dan pikiran yang berbeda – beda
sehingga timbul dan mendapatkan sesuatu yang berbeda pula, sehingga harus
disampaikan kepada orang lain juga agak mereka dapat mengerti dan memahaminya,
selalu saling berbagi pengetahuan, informasi, wawasan.
4. Sistem
Mata Pencaharian Hidup
Sistem mata pencaharian
hidup dan sistem – sistem ekonomi terlahir karena manusia memiliki hawa nafsu
dan keinginan, maka dari itu perlu mempunyai mata pencaharian yang tetap agar
seluruh kebutuhan hidup dapat terpenuhi.
5. Sistem
Teknologi dan Peralatan
Sistem itu muncul
karena manusia mampu menciptakan barang – barang dan sesuatu yang baru dan
tentunya sangat berguna bagi setiap individu untuk memenuhi kebutuhannya, ini
salah satu yang membedakan manusia dengan makhluk yang lain.
6. Bahasa
Bahasa muncul dari
sesuatu yang menggunakan kode,tulisan hingga lisan untuk mempermudah setiap
manusia dalam berkomunikasi dan berinteraksi antar sesamanya. Bahkan sudah
ditetapkan bahasa universal yaitu bahasa inggris, salah satu cara
mempelajarinya yaitu menerapkan bahasa inggris sebagai mata pelajaran atau mata
kuliah disetiap sekolah maupun kampus.
7. Kesenian
Setelah memenuhi
kebutuhan fisik, manusia juga membutuhkan sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan
psikis mereka sehingga lahirlah berbagai macam jenis kesenian yang dapat menghibur diri.
Pendapat
umum mengatakan, bahwa kebudayaan dapat dibedakan dalam dua bentuk wujudnya:
1. Kebudayaan
bendaniah (material) dengan ciri dapat dirasa saja.
2. Kebudayaan
rohaniah (spiritual) dengan ciri dapat dirasa saja.
2.6 Wujud Kebudayaan
Tiga
Wujud Kebudayaan menurut dimensinya:
1. Kompleks
Gagasan
2. Konsep
3. Pikiran
Manusia
2.7 Orientasi Nilai Budaya
Menurut C. Kluckhonn
dalam karyanya Variations in Value Orientation (1961) sistem nilai
budaya dalam semua kebudayaan didunia secara universal menyangkut lima masalah
pokok kehidupan manusia, yaitu:
1. Hakekat
hidup manusia (MH)
Hakekat hidup manusia
berbeda secara ekstern; ada yang berusaha untuk memadamkan hidup, artinya si individu
tersebut melakukan aktivitas yang tentunya kurang bermanfaat dengan kata lain
menyia – nyiakan waktu. Ada pula yang memang dengan pola – pola kelakuannya
pasyi menganggap hidup sebagai suatu hal yang baik “mengisi hidup dengan hal –
hal yang bermanfaat dan positif”.
2. Hakekat
Karya Manusia (MK)
Setiap kebudayaan
hakekatnya berbeda – beda, ada yang beranggapan bahwa karya bertujuan untuk
hidup, karya untuk menambah kedudukan dan kehormatan, karya untuk menambah
gerak hidup dengan karya – karya lainnya.
3. Hakekat
Waktu Manusia (WM)
Hakekat untuk setiap
waktu manusia berbeda – beda, ada yang beranggapan orientasi pada masa lalu,
ada pula yang beranggapan orientasi pada masa depan.
4. Hakekat
Alam Manusia (MA)
Ada kebudayaan yang
mengaharusnya manusia untuk mengeksploitasi alam semaksimal mungkin, ada juga
yang beranggapan bahwa manusia harus harmonis dengan alam dan harus menyerah
kepada alam.
5. Hakekat
Hubungan Manusia (MN)
Ada yang mementingkan
hubungan manusia secara horizontal (sesama manusia) maupun secara vertikal
(orientasi kepada tokoh – tokoh). Ada pula yang berpandangan individualistis
(menilai tinggi kekuatan sendiri).
2.8 Perubahan Kebudayaan
Faktor – faktor yang
mempengaruhi diterimanya atau tidaknya suatu unsur kebudayaan baru:
1. Terbatasnya
masyarakat yang memiliki hubungan tau kontak dengan kebudayaan dan dengan orang
– orang yang berasal dari kebudayaan tersebut.
2. Jika
pandangan hidup dan nilai – nilai dominan terhadap suatu kebudayaan yang
ditentukan oleh nilai agama dan ajaran ini terjalin ke seluruh lingkungan yang
ada, maka penerimaan unsur tersebut harus disensor dulu oleh berbagai ukuran
yang berlandaskan agam yang berlaku di kebudayaan tersebut.
3. Corak
struktur sosial suatu masyarakat sesuai pemimpinnya turut menentukan proses
pemerimaan kebudayaan baru. Sebagai contoh, sistem otoriter akan sulit menerima
datangnya kebudayaan baru.
4. Suatu
unsur kebudayaan dapat diterima jika sebelumnya dikebudayaan tersebut sudah ada
kebudayaan yang berlandaskan bagi diterimanya kebudayaan baru tersebut.
5. Apabila
unsur kebudayaan yang baru itu memilik skala yang terbatas dapat dengan mudah
dibuktikan oleh masyarakatnya yang bersangkutan.
Penyebab terjadinya
gerak atau perubahan kebudayaan disebabkan oleh beberapa hal, yaitu:
1. Berasal
dari dalam masyarakat dan kebudayaannya sendiri, misalnya perubahan jumlah dan
komposisi penduduknya.
2. Perubahan
lingkungan alam dan fisik tempat mereka hidup. Masyarakat yang hidupnya
terbuka, dan berbaur dengan masyarakat dari kebudayaan lain, cenderung untuk
berubah lebih cepat.
2.9 Kaitannya Manusia dan Kebudayaan
Hubungan manusia dengan
kebudayaan adalah manusia sebagai perilaku kebudayaan, dan kebudayaan merupakan
obyek yang dilaksanakan manusia. Dalam sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai
sebagai dwitunggal, berarti walaupun keduanya berbeda tetapi keduanya memiliki
satu kesatuan. Manusia diciptakan dari kebudayaan, dan setelah kebudayaan itu
lahir atau tercipta, kebudayaan itulah yang mengatur hidup manusia supaya
sesuai dengannya.
Contoh sederhana yang
dapat kita lihat seperti hubungan antar manusia dengan peraturan
kemasyarakatan, pada awalnya peraturan itu dibuat bersama oleh masyarakat,
ketika peraturan tersebut sudah dibuat, sudah jadi, maka manusia yang
membuatnya yaitu masyarakat harus mematuhi peraturan itu dengan tertib. Dengan
demikian, manusia tidak bisa lepas dari kebudayaan karena kebudayaan merupakan
perwujudan dari manusi itu sendiri.
Pengertian dialektis
adalah hubungan saling keterkaitan antara manusia dengan masyarakat yang
dipandang antara manusia dan kebudayaan, dengan kata lain saling terkait satu
sama lain. Tiga tahap proses dialektis:
1. Eksternalisasi,
yaitu proses manusia mengekspresikan dirinya dengan membangun dunianya.
Masyarakat menjadi kenyataan buatan manusia.
2. Obyektivasi,
yaitu proses masyarakat menjadi obyektif, kenyataan terpisan dari manusia dan
berhadapan dengan manusia. Masyarakat dengan segala status sosialnya akan
mempengaruhi bhakan membentuk perilau manusia
3. Internalisasi,
yaitu proses masyarakat disergap kembali oeh manusia. Manusia mempelajari
kembali masyarakatnya sendiri, agak individu itu dapat hidup dengan baik,
sehingga manusia menjadi kenyataan yang dbentuk oleh masyarakat.
BAB 3
3.
Konsepsi
Ilmu Budaya Dasar dalam Kesusastraan
3.1 Pendekatan Kesusastraan
Secara etimologis kata
sastra berasal dari bahasa sansekerta, dibentuk dari akar kata sas- berarti
mengarahkan dan memberi petunjuk. Akhiran –tra yang berarti alat untuk
mengajar, buku petunjuk. Secara harafiah kata sastra berarti huruf, tulisan
atau karangan. Kata sastra ini kemudian berimbuhan su- (dari bahasa
jawa) yang berarti baik atau indah baik isinya maupun bahasanya. Kata susastra
diberi imbuhan gabungan ke-an sehingga menjadi kesusastraan yang
berarti nilai hal atau tentang buku – buku yang isinya dan indah bahasanya.
Kenyataannya sastra bukan hanya sekedar fenomena yang sederhana dan mudah.
Sastra merupakan istilah yang sangat luas, meliputi kegiatan yang berbeda –
beda. Sastra dipandang sebagai sesuatu yang dihasilkan dan dinikmati.
Dalam bahasa
sansekerta, kata seni disebut seni cilpa. Sebagai kata sifat, cilpa berarti
berwarna, dan menjadi su-cilpa berarti dilengkapi dengan bentuk – bentuk yang
indah dan dihiasi dengan indah. Pemahaman seni adalah yang merupakan ekspresi
pribadi belum ada dan seni adalah ekspresi keindahan masyarakat yang bersifat kolektif.
Masalah sastra dan seni
sangat erat hubungannya dengan ilmu budaya dasar, karena materi yang diulas
oleh ilmu budaya dasar ada yang berkaitan dengan sastra dan seni. Budaya indonesia
sangat menunjukka adanya sastra dan seni didalamnya.
3.2 IBD yang dihubungkan dengan prosa
Istilah prosa banyak
persamaannya . kadang – kadang disebut narrative fiction, prosa fiction.
Berarti cerita rekaan dan didefinisikan sebagi bentuk cerita atau prosa kisahan
yang mempunyai pemeran, lakuan, peristiwa dan alur yang dihasilkan oleh daya
khayal atau imajinasi. Istilh cerita rekaan umunya biasa dipakai untuk roman,
novel, cerita pendek.
Ada dua jenis prosa
yaitu prosa lama dan prosa baru:
a.
Prosa lama:
1.
Dongeng –
dongeng
2.
Hikayat
3.
Sejarah
4.
Epos
5.
Cerita pelipur
lara
b. Prosa
baru:
1. Cerita
pendek
2. Roman
/novel
3. Biografi
4. Kisah
5. Otobiografi
3.3 Nilai – nilai dalam Prosa Fiksi
Prosa fiksi adalah
karya sastra yang langsung atau tidak langsung membawakan moral, pesan, dan cerita. Berikut adalah nilai – nilai yang ada dalam
prosa fiksi:
1. Prosa
fiksi memberikan kesenangan
Pembaca mendapatkan
pengalaman sebagaimana mengalaminya sendiri peristiwa itu atau kejadian yang
dikisahkan. Pembaca dapat mengembangkan imajinasinya terhadap tempat – tempat
asing yang mungkin belum pernah dikunjunginya bahkan tak mungkin dikunjungi
selama hidupnya. Pembaca juga daat mengenal tokoh – tokoh dri segi tingkah
laku, dan perjalanan rumitnya ketika mencapai kesuksesan.
2. Prosan
Fiksi memberikan informasi
Fiksi memberikan
informasi yang tidak terdapat dalam ensiklopedi. Di dalam novel kita sering
menemukan lebih dari sejarah atau pada laporan jurnalistik, kita dapat
menemukan informasi masa kini, masa lalu, bahkan sesuatu hal yang mungkin asing
bagi kita.
3. Prosa
fiksi memberikan warisan kultural
Merupakan sarana bagi
pemindahan yangtak henti – hentinya dari warisan budaya bangsa. Novel seperti
siti nurbaya, salah asuhan, sengsara membawa nikmat , dll, mengungkapkan
impian, harapan, aspirasi dari generasi masa lalu yang seharusnya dihayati oleh
generasi masa kini. Novel yang berlatar belakang perjuangan revolusi seperti
jalan tak ada ujung, menggambarkan suatu tindakan heroisme yang mengagumkan dan
memberikan kebanggaan yang oleh generasi muda tak mengalaminya secara
fisik.oleh karena itu, jiwa kepahlawan perlu disenuhkan kepada mahasiswa lewat
hasil – hasil sastra.
4. Prosa
memberikan keseimbangan wawasan
Seseorang dapat menilai
kehidupan berdasarkan pengalaman – pengalaman dengan banyak individu, memungkinkan
lebih banyak kesempatan untuk memilih respon – respon emosional atau rangsangan
aksi yang mungkin sangat berbeda dari apa yang telah dsajikan ke kehidupan
sendiri. Dengan memperoleh pengalaman sastra, pembaca akan terbentuk
keseimbangan wawasannya terutama dalam menghadapi kenyataan – kenyataan diluar
dirinya yang mungkin sangat berlainan dari pribadinya.
Berikut beberapa contoh
karya sastra:
1.
Cerita Amir
Hamzah
Mengisahkan permusuhan
antara Amir Hamzah dengan mertuanya, raja Nurswwan dari Madayin, yang masih
kafir.
2.
Hikayat Bayan
Budiman
Mengisahkan burung nuri
yang pandai bercerita sehingga Prabawati yang ditinggal suaminya, Madasena,
berlayar terhindar dari perbuatan serong.
3.
Hikayat Hang
Tuah
Mengisahkan perkawinan
Hang Tuah, abdi raja Malaka yang setia, gagah berani, lagi bijaksana. Setelah
mengundurkan diri, Hang Tuah hidup sebagai pertapa dan hilang secara gaib.
4. Cerita
Panji
Cerita Panji merupakan cerita Jawa asli.
Cerita ini timbul pada zaman Kerajaan Kediri
dan Jenggala. Tetapi menurut Prof. Purbacaraka, baru dibukukan (disalin) pada
masa Kerajaan Majapahit. Cerita Panji dianggap bersumber dari Kakawin Smara
Dahana yang ditulis oleh Mpu Dharmaja. Jadi, ditulis dari Bahasa Jawa Kuno. Mengisahkan
perkawinan Panji Inu Kertapati, putra raja Kahuripan dengan Galuh Candra
Kirana, putri raja Daha. Perkawinan berlangsung setelah berhasil mengatasi
berbagai kesulitan.
Raja Daha mempunyai 2 orang putri. Dari
permaisurinya lahir seorang putri bernama Galuh Candra Kirana, cantik dan lemah
lembut tutur katanya, membuat
orang tertarik kepadanya. Seorang putri lagi bernama Galuh Ajeng, keturunan
yang diperoleh atas perkawinandengan selirnya bernama Paduka Liku. Tabiat Galuh
Ajeng tidak baik dan selalu iri hati terhadap kakak tirinya Galuh Candra
Kirana. Dayang – dayang dan orang – orang istana tidak senang kepadanya.
Baginda raja mempunyai beberapa orang
saudara. Seorang menjadi raja di Kahuripan dan seorang menjadi raja di
Gagelang. Seorang lagi wanita, menjadi pertapa di Gunung Wilis dengan gelar
Gandasari.
Raja Kahuripan mempunyai seorang putra
yang tampan dan baik perangainya, bernama Raden Inu Kertapati. Raja Kahuripan
ingin supaya putranya menikah dengan putri sebagaimana layaknya menantu raja.
Pilihan jatuh kepada putri saudaranya yang cantik, yaitu Galuh Candra Kirana.
Dikirimlah raja utusan ke Daha untuk meminang, dan dengan senang hati raja dan
rakyat Daha menerima pinangan itu. Paduka Liku saja lah yang tidak senang. Timbul maksud
jahatnya menyingkirkan permaisuri serta Galuh Candra Kirana, agar ia dapat
menggantikan kedudukan sebagai permaisuri dan Galuh Ajeng dapat dijodohkan
dengan Raden Inu Kertapati.
Pada suatu hari dibuat tapai beracun dan
disuruhnya seorang dayang memberikan tapai itu kepada permaisuri. Permaisuri senang hati menerimanya, karena baru
kali itu Paduka Liku megirimkan makanan untuk dia. Selain itu, Paduka Liku
menyuruh adiknya minta azimat (guna – guna) kepada seorang pertapa sakti, agar
raja sayang kepadanya.
Ketika sedang duduk santai pada sore hari
yang sejuk, permaisuri teringat kepada tapai pemberian Paduka Liku. Disuruhnya
seorang dayang mengambil apai itu. Baru saja tapai itu dimakan, tiba – tiba
badan permaisuri kejang, mata terbelalak dan mulutnya berbusa. Dayang – dayang
menjadi panik, menangis dan Candra Kirana menjerit ketika ibunya dalam keadaan
demikian. Demikian pula Mahadewi, selir baginda yang satu lagi sangat merasa
sedih atas kematian permaisuri. Tergopoh – gopoh baginda datang dan sangat
marah kepada Paduka Liku atas bencana yang ditimbulkannya. Namun setelah berhadapan
dengan Paduka Liku, baginda berubah sikap menjadi tenang dan tetap ramah
kepadanya.
Kabar tentang wafatnya permaisuri Daha
sampai ke Kahuripan. Baginda raja Kahuripan merasa kasihan kepada Candra Kirana
atas nasibnya itu. Untuk menghiburnya, beginda ingin mengirimkan bingkisan
kepada calon menantunya. Raden Inu Kertapati disuruh membuat 2 buah boneka.
Satu dari emas dan satu lagi dari perak. Boneka emas dibungkus dengan kain
biasa, dan boneka perak dibungkus dengan sutera yang indah. Setelah bingkisan
tiba di Daha, Baginda menyuruh Galuh Ajeng memilih lebih dahulu. Kerena
tamaknya, diambillah bungkusan sutera dan
yang berbungkus jelek diberikan kepada Candra Kirana.
Betapa gembiranya Candra Kirana setelah
membuka bungkusan ternyatayang didapatkannya adalah boneka emas yang berkilau –
kilauan. Ditimang – timangnya boneka itu dan selalu dibawanya ke mana ia pergi. Akhirnya
Galuh Ajeng mengetahui bahwa boneka kakaknya jauh lebih bagus dan ia ingin
memilikinya. Atas bujukan Paduka Liku, baginda menyuruh Candra Kirana agar
menukarkan boneka itu dengan boneka Galuh Ajeng. Karena Candra Kirana tidak
mahu menyerahkan bonekanya, baginda marah. Candra Kirana diusir dan terhuyung –
huyung dituntun Mahadewi ke peraduannya, bersama para dayang dan pengasuh.
Keesokan harinya, menjelang subuh Candra
Kirana dan pengiring – pengiringnya meninggalkan istana pergi tanpa tujuan. Di
perbatasan antara Daha dan Kahuripan, menetaplah mereka, membangun kerajaan
kecil dan dengan perseujuan dayang –dayang dialah yang menjadi rajanya. Untuk
itu mereka harus menyamar sebagai pria dan ia sendiri mengganti nama dengan
Panji Semirang. Untuk memperkuat kerajaan, mereka melakukan perampokan dan
memaksa semua orang yang ditahan menetap di tempat itu. Dengan demikian, rakyat
makin bertambah dan kerajaan makin kuat.
Berita tentang kerajaan yang diperintah
oleh Panji Semirang, akhirnya sampai juga ke Kahuripan. Pada waktu utusan raja
Kahuripan membawa barang dan uang mas kawin unuk meminang Galuh Candra Kirana,
mereka dicega dan dirampok tentara Panji Semirang. Barang rampasan dan uang
hanya akan dikembalikan apabila Raden Inu Kertapati datang menghadap Panji
Semirang.
Betapa heran dan takjub Raden Inu
Kertapati memandang Panji Semirang seorang raja yang menarik, simpatik, cantik
dengan suaranya lembut merdu. Diadakanlah jamuan di istana Panji Semirang untuk
menyambut kedatangan Raden Inu Kertapati. Keesokan harinya, setelah semua
barang dan uang dikembalikan, berangkatlah Raden Inu Kertapati beserta
rombongan meneruskan pejalanan ke Daha menyerahkan uang jujuran (mas kawin)
kepada raja Daha.
Betapa pedih hati Panji Semirag memikirkan
kekasihnya akan melangsungkan pernikahan dengan Galuh Ajeng di Daha. Karena itu
ia memutuskan hendak pergi menjumpai bibinya, Biku Gandasari di Gunung Wilis
dengan brpakaian wanita, untuk minta nasihat. Biku Gandasari sangat terharu
mendengar cerita dan derita kemenakannya itu. Ia menganjurkan supaya Candra
Kirana pergi ke Gagelang ke tempat pamannya. Karena itu kembali Candra Kirana
dan rombongan berpakaian laki – laki dan menyamar sebagai pemain gambuh
(pengamen) dengan nama Gambuh Warga Asmara.
Mereka berkeliling dari kota ke kota sambil ngamen, sampailah ke Gagelang.
Semua orang menyenangi permainan Gambuh Warga Asmara.
Sejak hari pertama pernikahan Raden Inu Kertapati
dengan Galuh Ajeng, ia menjadi
pendiam, sedih hati, karena diketahuinya bahwa istrinya itu bukanlah Galuh
Candra Kirana. Ia merasa teertipu oleh Paduka Liku. Betapa ingin hatinya
berjumpa dengan Candra Kirana kekasih yag dicintainya. Untuk menghibur hatinya
ia memutuskan berangkat ke kerajan pamannya di Gagelang. Para pengiringnya
mengatakan bahwa di Gagelang ada rombongan pemain gambuh baik penampilannya.
Usul itu dipenuhi karena memang Raden Inu merasa ingin hiburan.
Betapa menarik dan mengharukan permainan
gambuh itu dan Inu Kertapati curigamelihat gerak – gerik para pemain gambuh
yang luwes bagai wanita. Bahkan ia merasa telah pernah melihat wajah – wajah
mereka. Karena hari telah larut malam, maka rombongan itu disuruh menginap di
dalam keraton di puri pesantren. Di tempat peristirahatannya Candra Kirana
mengenakan pakaian wanita dan karena rindu kepada kekasihnya ditimang –
timangnyalah boneka emasnya sambil menyanyikan lagu yang merawankan hati.
Raden Inu Kertapati ingin sekali
mengetahui anggota Gambuh Warga Asmara yang sebenarnya, dengan mengintip di
tempat peristirahatan meraka. Alangkah terkejutnya ia setelah melihat seorang
putri menimang – nimang boneka emas yang pernah diberikannya kepada Candra
Kirana. Tanpa ragu ia memastikan bahwa sebenarnya wanita itulah Candra Kirana
yang sedang dicarinya. Dengan hati yang tak sabar lagi pintu kamar dibukanya
dan bertemulah keduanya melepaskan rasa rindu, kasih dan mesra yang telah lama
terpendam. Candra Kirana dibawanya ke istana Kahuripan dan menyampaikannya
kepada baginda apa sebenarnya yang telah terjadi. Candra Kirana minta maaf atas
kekeliruan yang telah diperbuatnya. Dipersiapkanlah segala sesuatu untuk
upacara pernikahan resmi antara Raden Inu Kertapati dengan Galuh Candra Kirana.
Paduka Liku menjadi kecut hatinya tatkala
mendengar berita itu. Raja Daha pun tak mahu memperdulikannya lagi. Ia menyuruh
adiknya untuk minta guna – guna kepada pertapa yang pernah diminta
pertolongannya. Tetapi sayang di tengah perjalanan adiknya itu disambar petir dan
meninggal dunia. Paduka Liku putus asa lalu bunuh diri.
3.4 Ilmu Budaya Dasar
yang dihubungkan dengan puisi
Puisi
dipakai sebagai media sekaligus pembelajaran mahasiswa sesuai dengan tema atau
pokok bahasan yang terdapat di dalam Ilmu Budaya Dasar. Puisi adalah ekspresi pengalaman jiwa penyair
mengenai kehidupan manusia, alam, dan Tuhan melalui media bahas yang artistik /
estetik, yang secara padu dan utuh dipadatkan kata – katanya.
Salah
satu contoh puisi karya Khalil Gibran :
Cinta
Yang Agung
Adalah ketika kamu
menitikkan air mata
dan masih peduli
terhadapnya..
Adalah ketika dia tidak
memperdulikanmu dan kamu masih
masih menunggunya
dengan setia..
Adalah ketika dia mulai
mencintai orang lain
dan kamu masih bisa
tersenyum sembari berkata ‘Aku
turut berbahagia
untukmu’
Apabila cinta tidak
berhasil...bebaskan dirimu...
Biarkan hatimu kembali
melebarkan sayapnya
dan terbang ke alam
bebas lagi
Ingatlah... bahwa kamu
mungkin menemukan cinta dan
kehilangannya..
tapi.. ketika cinta itu
mati..kamu tidak perlu mati
bersamanya...
Orang terkuat bukan
mereka yang selalu menang..
melainkan mereka yang
tetap tegar ketika
mereka jatuh
Kreativitas
penyair dalam membangun puisinya dengan menggunakan:
1.
Figura bahasa
(figurative language) seperti gaya personifikasi, metafora, perbandingan,
alegori, dsb. Sehingga puisi menjadi segar, hidup, menarik dan memberi
kejelasan atau arti dari puisi tersebut.
2.
Kata – kata yang
ambiquitas yaitu kata – kata yang bermakna ganda, banyak tafsir.
3.
Kata – kata yang
berjiwa yaitu kata – kata yang sudah diberi suasana tertentu, berisi perasaan
dan pengalaman jiwa penyair sehiongga terasa hidup dan memukau.
4.
Kata – kata yang
konotatif yaitu kata – kata yang sudah diberi tambahan nilai – nilai rasa dan
asosiasi – asosiasi tertentu.
5.
Pengulangan,
yang berfungsi untuk mengitensifkan hal – hal yang dilukiskan sehingga lebih
menggugah hati.
Puisi
berisi potret kehidupan manusia. Puisi menyuguhkan kepada kita suasana –
suasana dan peristiwa – peristiwa kehidupan manusia dan juga dalam kaitn kehidupannya
dengan alam semesta.
Puisi
merupakan sesuatu yang hidup dalam alam metafisis, suatu impian yang
berkepribadian sehingga sulih dihayati. Walaupun sulit, setidaknya bila puisi
dibaca oleh pembaca akan mudah membantu dalam mengartikan makna dari puisi yang
telah dibaca.
DAFTAR
PUSTAKA
Sumber: Seri Diktat Kuliah MKDU: Ilmu
Budaya Dasar karya Widyo Nugroho dan Achmad Muchji, Universitas Gunadarma